Sepekan Menjelang RUPST, Saham BBRI Naik! Ini Rekam Jejak Dividennya

17 Maret, 2025 19:31 WIB

Penulis:Alvin Pasza Bagaskara

Editor:Amirudin Zuhri

Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. / Bri.co.id

undefined

JAKARTA – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat menjelang pengumuman pembagian dividen tunai tahun buku 2024. Sentimen ini menjadi katalis positif bagi pergerakan saham bank pelat merah tersebut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBRI ditutup naik 2,13% ke Rp3.830 per saham pada Senin, 17 Maret 2025. Sepanjang sepekan terakhir, saham emiten perbankan ini telah terapresiasi 3,51% seiring optimisme investor terhadap besaran dividen yang akan dibagikan.

BBRI dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 24 Maret 2025. Investor menantikan kepastian besaran dividen tunai 2024. RUPST akan diselenggarakan secara daring dan luring di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, mulai pukul 14.00 WIB.

Direktur Utama BRI Sunarso memastikan rasio pembagian dividen (dividend payout ratio) tidak akan lebih kecil dari tahun sebelumnya. “Dividend payout ratio tidak kurang dari tahun lalu, sekitar 80% hingga 85%,” ujarnya dalam paparan kinerja keuangan BRI 2024, Rabu, 12 Februari 2025.

Dalam bahan mata acara RUPST, manajemen BRI menyatakan akan membagikan dividen minimal 85% dari laba bersih Rp60,15 triliun sepanjang 2024. Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim Rp135 per saham atau Rp20,33 triliun pada 15 Januari 2025, yang akan diperhitungkan dalam dividen final.

Sisa laba bersih tahun buku 2024 akan dialokasikan sebagai saldo laba ditahan. Berdasarkan catatan TrenAsia, BRI sebelumnya membagikan dividen tunai Rp48,1 triliun atau 80% dari laba bersih 2023, terdiri atas dividen final Rp35,43 triliun dan dividen interim Rp12,67 triliun.

Pada tahun buku 2022, rasio dividen BRI lebih tinggi, yakni 85% dari laba bersih, dengan jumlah dividen sebesar Rp43,5 triliun atau Rp288 per saham. Angka ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan komitmen BRI dalam memberikan imbal hasil bagi investor.

Sementara itu, pada tahun buku 2021, BRI membagikan dividen Rp174,23 per saham atau Rp26,4 triliun, setara 85% dari laba bersih. Untuk tahun buku 2020, dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp98,9 per saham atau Rp12,12 triliun, setara 65% dari laba bersih.

Lantas, apakah pembagian dividen akan kembali mengerek saham BBRI, mengingat saham ini telah turun 9,03% sepanjang tahun ini? Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, dalam risetnya menilai terdapat peluang penguatan saham bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang didorong oleh sejumlah faktor.

Khusus untuk BBRI, menurut mereka, masih terdapat ruang yang cukup untuk mengembangkan produk Kupedes, yang menawarkan yield lebih tinggi dan dapat mengimbangi tekanan biaya dana (cost of fund/CoF).

Samuel Sekuritas merekomendasikan buy untuk BBRI dengan target harga Rp5.500 per saham. Dengan demikian, ada potensi penguatan di atas 10% bagi investor jika membeli saham perbankan plat merah ini di level sekarang.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukkan sebanyak 30 sekuritas merekomendasikan beli untuk BBRI, enam sekuritas merekomendasikan tahan, dan satu sekuritas merekomendasikan jual. Target harga saham BBRI dalam 12 bulan ke depan diperkirakan berada di level Rp4.880,36 per saham.