Transformasi ITMG: Produksi Naik, Pasar Global Meluas, dan Energi Hijau Berkembang

13 Maret, 2025 18:31 WIB

Penulis:Idham Nur Indrajaya

Editor:Amirudin Zuhri

Coal Loading at Bontang Coal Terminal of PT Indominco Mandiri (1).jpeg
Ilustrasi bisnis PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). (dok. Perseroan)

JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan multi-energi terkemuka di Indonesia, menunjukkan kinerja operasional yang kuat sepanjang tahun 2024. Meskipun menghadapi tantangan akibat normalisasi harga batu bara, perusahaan tetap berhasil mencatat peningkatan signifikan dalam produksi dan penjualan, yang menjadi pendorong utama stabilitas pendapatan.

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, selama tahun 2024, ITMG membukukan total volume produksi sebesar 20,2 juta ton, mengalami kenaikan sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Peningkatan ini diiringi oleh lonjakan volume penjualan yang mencapai 24,0 juta ton, naik 15% secara tahunan. Efisiensi operasional yang diterapkan oleh perusahaan menjadi faktor kunci keberhasilan pencapaian tersebut.

Meskipun harga jual rata-rata mengalami penurunan sebesar 16% akibat normalisasi harga batu bara global, ITMG tetap membukukan pendapatan sebesar US$2.304 juta, hanya turun 3% dari tahun sebelumnya. 

Laba kotor tercatat sebesar US$699 juta dengan marjin laba kotor sebesar 30%. Sementara itu, laba bersih mencapai US$376 juta di sepanjang tahun 2024.

Keuangan Tetap Kokoh dengan Manajemen Kas yang Cermat

Dengan penerapan strategi manajemen kas yang bijaksana dan pengendalian biaya yang ketat, ITMG berhasil mempertahankan neraca keuangan yang sehat. 

Hingga akhir Desember 2024, total aset perusahaan meningkat 10% secara tahunan menjadi US$2.407 juta, dengan total ekuitas mencapai US$1.934 juta. Posisi kas dan setara kas perusahaan juga mengalami peningkatan 16% menjadi US$990 juta, yang mewakili 41% dari total aset.

Ekspansi Pasar dan Kepercayaan Pelanggan

Sebagai pemasok batu bara dengan beragam kualitas, ITMG terus memperluas jangkauan pasar global. Pada tahun 2024, penjualan batu bara perusahaan tersebar di berbagai negara, dengan Tiongkok menjadi pasar terbesar (38%), diikuti oleh Indonesia (23%), Jepang (18%), India (5%), Filipina (5%), serta beberapa negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Untuk tahun 2025, ITMG menargetkan pertumbuhan lebih lanjut dengan total produksi sebesar 20,8 – 21,9 juta ton, meningkat 3% - 8% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, target volume penjualan dipatok sebesar 26,3 – 27,4 juta ton, tumbuh 10% - 14% dari tahun 2024.

Penguatan Bisnis Inti dan Transformasi Menuju Energi Berkelanjutan

Sepanjang tahun 2024, ITMG terus memperkuat bisnis inti sekaligus melanjutkan transformasi menuju perusahaan energi yang lebih hijau dan pintar (greener and smarter). Penguatan ini ditandai dengan mulai beroperasinya dua anak usaha baru, yaitu PT Graha Panca Karsa (GPK) dan PT Tepian Indah Sukses (TIS). Kontribusi dari dua tambang greenfield ini berperan penting dalam peningkatan produksi dan penjualan.

Di sisi perdagangan batu bara, anak usaha ITM, PT Energi Batu bara Perkasa (EBP), mencatat kenaikan volume penjualan sebesar 9% secara tahunan. Sementara itu, PT Tambangraya Usaha Tama (TRUST), yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan, berhasil menyelesaikan pembangunan fasilitas pemeliharaan kendaraan berat dan perumahan karyawan untuk mendukung operasional jangka panjang.

Investasi di Energi Terbarukan dan Komitmen Keberlanjutan

ITM juga menunjukkan komitmennya terhadap energi terbarukan melalui PT ITM Bhinneka Power (IBP). Pada tahun 2024, kapasitas kontrak energi berbasis tenaga surya meningkat signifikan dari 23,1 MWp menjadi 61,3 MWp. Dengan manajemen konstruksi yang optimal, IBP berhasil hampir dua kali lipat meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTS Atap).

Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan, ITM dan anak perusahaannya sukses menyelesaikan berbagai program lingkungan, termasuk rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 250 hektar di Perbukitan Menoreh, yang mendukung kawasan wisata prioritas Candi Borobudur. Hingga akhir 2024, perusahaan telah merehabilitasi total 24.633 hektar lahan DAS yang dikembalikan kepada pemerintah.

Atas kontribusi positif dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), ITM menerima berbagai penghargaan dari pemerintah, media nasional dan regional, serta asosiasi profesional. Dengan strategi bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan, ITM optimistis dapat terus menghadirkan kinerja positif di tahun-tahun mendatang.