Bisnis GOTO Tumbuh Pesat, GoPayLater dan TikTok-Tokopedia Jadi Motor Utama di 2024

12 Maret, 2025 22:02 WIB

Penulis:Alvin Pasza Bagaskara

Editor:Amirudin Zuhri

Gopay Judol - Panji 4.JPG
Chief Public Policy and Government Relations GoTo Ade Mulya Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Prabu Revolusi , Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Hokky Situngkir dan Musisi Rhoma Irama dalam acara Diskusi Publik Perangi Judi Online, Wujudkan Ekosistem Keuangan Digital yang Aman “Judi Pasti Rugi”, yang digelar oleh GoPay di Jakarta, Kamis 17 Oktober 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

JAKARTA – Bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus tumbuh pesat, didorong oleh layanan keuangan digital GoPayLater dan kemitraan strategis Tokopedia dengan TikTok. Hal ini tercermin dari pendapatan perusahaan pada 2024 yang melonjak 7,44%, mencapai Rp15,89 triliun dari Rp14,79 triliun di tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, pada Rabu, 12 Maret 2024, bisnis imbalan jasa GOTO naik menjadi Rp5,80 triliun dari Rp5,23 triliun pada tahun 2023, sementara pendapatan dari jasa pengiriman tumbuh dari Rp4,89 triliun menjadi Rp5,34 triliun, mencerminkan meningkatnya permintaan layanan logistik.

Yang menarik, sektor pinjaman (lending) mencatat kenaikan signifikan, tumbuh 19,14% dari Rp1,62 triliun menjadi Rp1,93 triliun. GoPayLater, yang menjadi bagian dari ekosistem Gojek, berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ini dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan layanan cicilan.

Sementara itu, imbalan jasa e-commerce meningkat dari Rp550,84 miliar menjadi Rp621,87 miliar. Kolaborasi strategis antara Tokopedia dan TikTok berperan penting dalam peningkatan ini, mendorong lebih banyak transaksi belanja online dan memperkuat posisi Tokopedia di pasar e-commerce Indonesia.

Pendapatan dari iklan juga mengalami pertumbuhan, naik dari Rp500,99 miliar menjadi Rp554,99 miliar. Namun, pendapatan dari sektor lain justru mengalami penurunan 18,50%, dari Rp2,00 triliun menjadi Rp1,63 triliun. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan oleh berkurangnya pemasukan dari sumber non-operasional.

Meski pendapatan meningkat, GOTO masih menghadapi tantangan dalam mengelola biaya operasional. Beban pokok pendapatan naik dari Rp5,09 triliun menjadi Rp7,41 triliun, sementara beban umum dan administrasi berhasil ditekan dari Rp5,64 triliun menjadi Rp4,39 triliun.

Beban pemasaran mengalami pengurangan signifikan, turun dari Rp6,43 triliun menjadi Rp2,85 triliun. Pengeluaran untuk pengembangan produk juga dipangkas dari Rp3,52 triliun menjadi Rp1,76 triliun, sejalan dengan strategi efisiensi perusahaan. Beban penyusutan dan amortisasi menurun drastis dari Rp2,67 triliun menjadi Rp744,18 miliar.

EBITDA dan Rugi Bersih Membaik

EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) masih berada di zona negatif, tetapi menunjukkan perbaikan. Pada 2024, EBITDA tercatat sebesar -Rp1,5 triliun, meningkat signifikan dari -Rp10,28 triliun pada 2023. Penurunan beban operasional menjadi faktor utama dalam perbaikan ini.

Meskipun masih membukukan rugi bersih, angkanya jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, rugi bersih GOTO mencapai Rp5,46 triliun, turun drastis dari Rp90,52 triliun di 2023. Ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan efisiensi, terutama dalam pengelolaan biaya pemasaran dan administrasi.

Dari sisi neraca keuangan, total aset GOTO mengalami penurunan. Pada 2024, total aset tercatat sebesar Rp43,21 triliun, turun dari Rp54,10 triliun. Aset lancar menyusut dari Rp33,62 triliun menjadi Rp26,34 triliun, sementara aset tidak lancar turun dari Rp20,48 triliun menjadi Rp16,87 triliun.

Namun, pengurangan aset ini diimbangi dengan penurunan total liabilitas dari Rp18,38 triliun menjadi Rp12,80 triliun. Ekuitas juga mengalami penurunan dari Rp35,72 triliun menjadi Rp30,40 triliun, yang mencerminkan strategi perusahaan dalam menyeimbangkan struktur keuangannya.

Secara keseluruhan, laporan keuangan GOTO menunjukkan tren positif dalam pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya. Tantangan utama ke depan adalah menjaga momentum pertumbuhan sambil terus menekan biaya operasional. Jika tren ini berlanjut, GOTO berpotensi mencapai profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan.