logo
Ikuti Kami di:

Penurunan Royalti Batu Bara: Peluang Baru bagi Emiten, AADI di Posisi Unggulan

Penurunan Royalti Batu Bara: Peluang Baru bagi Emiten, AADI di Posisi Unggulan
Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Alvin Pasza Bagaskara14 Maret, 2025 20:02 WIB

JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menurunkan tarif royalti bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari 28% menjadi 19% diperkirakan akan mengubah peta persaingan industri batu bara nasional. 

Kebijakan ini tidak hanya menguntungkan perusahaan tambang besar seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), tetapi juga membuka peluang bagi emiten lain dalam meningkatkan profitabilitas.

Analis Verdhana Sekuritas, Edward Prima dan Michael Wildon Ng, menilai bahwa revisi tarif royalti ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap perolehan laba bersih sejumlah emiten batu bara. 

Berdasarkan simulasi, Indika Energy Tbk (INDY) berpotensi mencatatkan lonjakan laba bersih hingga 364% tahun ini, sementara AADI diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 28%.

Kebijakan ini juga dinilai dapat mendorong daya saing perusahaan batu bara di tengah dinamika harga komoditas global. AADI, yang dikenal memiliki fundamental kuat, berada dalam posisi unggul dengan dukungan kapitalisasi pasar besar serta potensi masuk ke dalam MSCI Indonesia Index tahun ini.

Selain dampak terhadap laba, emiten dengan strategi pembagian dividen yang menarik juga diprediksi akan menjadi favorit investor. AADI, yang dikendalikan oleh Boy Thohir, disebut-sebut memiliki potensi dividend yield mencapai 10,7%, menjadikannya salah satu opsi investasi yang menarik di sektor ini.

Analis Sucor Sekuritas, Arief Putra, menyatakan bahwa revisi royalti ini dapat menjadi katalis utama bagi kinerja saham AADI ke depan. 

Hal senada diungkapkan oleh Sinarmas Sekuritas yang menilai kebijakan ini, bersama dengan potensi masuknya AADI ke MSCI Index, akan semakin mendorong pergerakan harga saham perusahaan.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Sinarmas Sekuritas merekomendasikan beli saham AADI dengan target harga Rp15.000 per lembar, yang mencerminkan perkiraan price-to-earnings ratio (PE) 2025 sekitar 10 kali serta prospek keuntungan dan dividen yang solid.

Revisi kebijakan royalti batu bara ini menjadi momentum penting bagi emiten untuk mengoptimalkan pertumbuhan kinerja keuangan mereka. Dalam lanskap industri yang terus berkembang, investor perlu mencermati bagaimana perusahaan-perusahaan batu bara menyesuaikan strategi bisnis mereka agar tetap kompetitif di tengah peluang dan tantangan yang ada.