Setoran Pajak Anjlok 30 Persen per Februari 2025

13 Maret, 2025 13:01 WIB

Penulis:Distika Safara Setianda

Editor:Ananda Astridianka

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hingga akhir Februari 2025, pendapatan negara mencapai Rp316,9 triliun.

Angka tersebut turun sebesar Rp83,46 triliun atau 20,84% dibandingkan pendapatan negara pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Februari 2024 yang mencapai Rp400,36 triliun.

Penerimaan pajak menjadi sorotan, terutama setelah munculnya penerapan sistem Coretax yang bermasalah. Khusus penerimaan pajak baru terkumpul Rp187,8 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 30% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana penerimaan pajak mencapai Rp269,02 triliun.

“Penerimaan pajak Rp187,8 triliun atau 8,6% dari target,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis, 13 Maret 2025.

Penerimaan pajak mengalami penurunan sebesar Rp81,22 triliun atau 30,19% dibandingkan realisasi pada Februari 2024 yang mencapai Rp269,02 triliun. Sementara, realisasi penerimaan bea dan cukai tercatat Rp52,6 triliun, melemah tipis 2,13% dari sebelumnya Rp51,5 triliun.

Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp76,4 triliun, dengan penurunan sebesar 4,15%.

Hingga Februari 2025, total penerimaan perpajakan, yang mencakup pajak serta bea dan cukai, mencapai Rp240,4 triliun atau setara dengan 9,7% dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp2.490,9 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 24,9% dibandingkan realisasi penerimaan perpajakan pada Februari 2024 yang mencapai Rp 320,5 triliun.

Berdasarkan postur anggaran hingga Februari 2025, APBN mengalami defisit sejak awal tahun, mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13% dari produk domestik bruto (PDB). Kondisi ini berbeda dengan Februari 2024, di mana APBN justru mencatat surplus sebesar Rp26 triliun atau 0,63% terhadap PDB.

Sementara, pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp220,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp184,3 triliun.