Makroekonomi
13 Maret, 2025 16:01 WIB
Penulis:Distika Safara Setianda
Editor:Ananda Astridianka
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan hingga 28 Februari 2025, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit sebesar Rp31,2 triliun, atau 0,13% dari produk domestik bruto (PDB).
Selain itu, Menkeu mengungkapkan perlambatan ekonomi di negara-negara maju berkontribusi terhadap penurunan harga minyak. Menjelang akhir 2024, harga minyak global tercatat sebesar US$71,6 per barel, dengan year to date mencapai US$78,1 per barel. Ia juga menambahkan penurunan harga minyak berdampak pada APBN.
“Sedangkan harga minyak, kita lihat dengan adanya disrupsi yang begitu besar di level global dan kecenderungan melemahnya ekonomi-ekonomi negara maju, harga minyak juga mengalami perlemahan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis, 13 Maret 2025.
Pada 2025, end of period-nya harga minyak mencapai US$74,3 per barel, year to date sebesar US$75,6 per barel. Jika dibandingkan dengan asumsi APBN yang menetapkan harga minyak sebesar US$82 per barel untuk 2024 dan 2025, angka ini lebih rendah.
“Tentu akan mempengaruhi beberapa bagian dari APBN kita. Entah untuk belanja dan juga dari penerimaan kita baik penerimaan pajak maupun penerimaan negara bukan pajak,” paparnya.
Sementara, produksi minyak Indonesia lebih rendah dari yang diasumsikan dalam APBN. “Perbedaan yang cukup besar dari asumsi tentu akan kami pertimbangan. Tahun lalu, lifting minyak mencapai 579.700 barel per hari, lebih rendah dibandingkan asumsi APBN yang menetapkan 635 ribu barel per hari.
“Kalau kita lihat APBN 2025 sudah menurunkan asumsi lifting minyak dari 635 ke 605 ribu. Namun hingga Februari realisasi dari lifting minyak baru mencapai 551.700 barel per hari,” ungkapnya.
Sri Mulyani juga menjelaskan alasan penundaan penyampaian laporan APBN periode Januari dan Februari 2025. Penundaan ini disebabkan oleh kebutuhan guna memastikan stabilitas data terkait pelaksanaan anggaran negara.
Sri Mulyani mengatakan penyampaian APBN KiTA kali ini menandai tahun pertama pelaksanaan APBN di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
“Ini adalah APBN tahun pertama untuk Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Pelaksanaan APBN adalah sebuah pelaksanaan intrumen keuangan negara yang begitu penting untuk mencapai tujuan-tujuan prioritas yang telah dan akan terus ditetapkan oleh Presiden Prabowo,” pungkasnya.
Bagikan