Featured
04 April, 2025 15:10 WIB
Penulis:Distika Safara Setianda
Editor:Ananda Astridianka
JAKARTA – Baru-baru ini LuLu Hypermarket tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial, di mana swalayan asal Uni Emirat Arab (UEA) itu dikabarkan akan tutup gerai dalam waktu dekat.
Sejumlah konsumen melaporkan beberapa cabang LuLu Hypermarket di wilayah Jabodetabek tampak menunjukkan penutupan. Hal ini terlihat dari berkurangnya stok barang di rak serta adanya promo diskon besar-besaran di beberapa gerai.
Diketahui, LuLu Hypermarket memiliki setidaknya enam gerai di Indonesia, yang tersebar di Bekasi, Depok, Tangerang, dan Jakarta. Gerai pertama LuLu Hypermarket yang terletak di Cakung diresmikan oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, pada 31 Mei 2016.
Dalam peresmian tersebut, Jokowi menyatakan ia bersedia meresmikan langsung supermarket tersebut karena banyak menjual produk-produk Indonesia yang juga diekspor ke berbagai negara. Menurutnya, sebagian besar produk yang diekspor merupakan hasil karya petani Indonesia dari berbagai daerah.
Jokowi juga mengungkapkan ia telah mengunjungi langsung outlet LuLu Hypermarket di Abu Dhabi saat melakukan kunjungan ke sana.
“Ada 165 outlet yang tersebar di Asia dan Timur Tengah dan tahun 2014 lalu sudah mengekspor produk Indonesia lebih dari 50,2 juta dollar AS,” ucap Jokowi saat itu.
Pembukaan reitel besar pertama asal UEA di Indonesia itu juga dihadiri oleh sejumlah menteri, pemerintah, anggota asosiasi bisnis, serta masyarakat.
Peritel asal UEA ini menandai langkah ekspansi bisnis ritel di kawasan Asia Timur dengan membuka gerai pertamanya di Jakarta. Sebelumnya, grup pemilik jaringan ritel ini telah mengumumkan rencananya untuk berinvestasi sebesar 500 juta dolar AS sebagai bagian dari ekspansi bisnis.
Dengan luas area mencapai 200.000 m², gerai ini diperkirakan akan menyerap lebih dari 5.000 tenaga kerja dalam tiga tahun ke depan. Lulu Hypermarket Cakung menjadi toko ke-126 di seluruh dunia yang dimiliki oleh Lulu Group.
Adapun, setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden, Jokowi juga berkesempatan mengunjungi LuLu Hypermart di Abu Dhabi pada Februari 2025. Jokowi menyatakan keinginannya untuk mengeksplorasi peluang kontribusi Indonesia di pasar internasional, khususnya untuk produk alpukat.
“Kemarin saya berkunjung ke Lulu Hypermarket di Abu Dhabi untuk melihat peluang kontribusi Indonesia di pasar internasional. Ada kecocokan permintaan untuk buah alpukat yang bisa kita pasok dengan kualitas unggul, seperti dari Desa Peron, Kendal,” tulis Jokowi dalam unggahan X pada 10 Februari 2025.
“Saya yakin, tidak hanya alpukat, tapu produk-produk berkualitas lainnya dari dalam negeri juga mampu bersaing secara global. Mari kita dukung usaha dan produk asli Indonesia agar terus tumbuh dan berdampak positif bagi ekonomi kita.”
Dilansir dari Forbes, Raja ritel Timur Tengah, M.A. Yusuff Ali, memimpin LuLu Retail yang menghasilkan pendapatan sebesar US$7,3 miliar atau sekitar Rp121,63 triliun, dengan 240 hypermarket dan mal yang tersebar di Teluk dan lokasi lainnya.
Kini Yusuff Ali memiliki kekayaan bersih US$5,5 miliar. Kekayaan itu membawanya berada di posisi 636 orang terkaya di dunia.
Lahir di sebuah desa di negara bagian Kerala, India selatan, Yusuff Ali pindah ke Abu Dhabi pada 1973 untuk bergabung dengan bisnis distribusi kecil milik pamannya. Pada 2024, Yusuff Ali mencatatkan bisnis ritel ini di bursa saham Abu Dhabi, mengumpulkan dana sebesar US$1,7 miliar.
Yusuff Ali memiliki saham minoritas di Bandara Internasional Cochin dan duduk di dewan direksinya. Bandara tersebut beroperasi dengan energi matahari. Aset lainnya termasuk Waldorf Astoria di Skotlandia dan Great Scotland Yard Hotel, bekas markas Kepolisian Metropolitan Inggris.
Pada usia 34 tahun, Yusuff Ali membuka supermarket pertama LuLu Hypermarket di Abu Dhabi. Supermarket ini menawarkan berbagai produk mulai dari bahan makanan hingga barang elektronik dengan harga yang kompetitif dan menetapkan standar baru dalam sektor ritel di wilayah tersebut.
Yusuff Ali bertekad untuk melampaui model bisnis grosir tradisional melalui usahanya. Ia memulai bisnis ini karena melihat adanya celah di pasar ritel berkualitas yang melayani populasi ekspatriat yang terus berkembang di UEA.
Saat itu, gerai ritel berkualitas yang melayani ekspatriat di UEA masih terbatas. Dia melihat kesempatan ini sebagai peluang bisnis untuk menawarkan sesuatu yang baru kepada masyarakat UEA, yakni produk yang beragam, dari bahan makanan hingga barang elektronik, dengan harga yang kompetitif.
Ia mengatakan kesuksesan besar yang diraihnya tidak lepas dari motivasi yang didapatnya dari dua tokoh penting dalam hidupnya.
Pertama, Nabi Muhammad, yang menginspirasi dengan sifat jujur dan ikhlas dalam menjalankan usaha. Selain itu, ia juga terinspirasi oleh Mahatma Gandhi yang menekankan bahwa pelanggan adalah raja, sebuah filosofi yang mendorongnya untuk selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Bagikan
Nasional
8 jam yang lalu