Dunia
13 Mei, 2025 02:02 WIB
Penulis:Distika Safara Setianda
Editor:Chrisna Chanis Cara
JAKARTA – Pemerintah Taliban di Afghanistan telah melarang permainan catur untuk sementara waktu karena kekhawatiran bahwa permainan tersebut dapat menjadi bentuk perjudian.
Dilansir dari BBC, pejabat menyatakan bahwa larangan ini berlaku tanpa batas waktu hingga ada kejelasan mengenai kesesuaiannya dengan hukum Islam. Catur menjadi olahraga terbaru yang dibatasi oleh Taliban. Perempuan pada dasarnya dilarang total untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban secara bertahap menerapkan berbagai peraturan dan kebijakan yang mencerminkan pandangan keras mereka terhadap hukum Islam.
Pada Minggu, 11 Mei 2025, juru bicara direktorat olahraga pemerintah Taliban, Atal Mashwani, menyatakan bahwa dalam hukum syariah Islam, catur dipandang sebagai sarana perjudian.
Sementara, dilansir dari India Today, catur, menurut Atal Mashwani, diperlakukan sebagai perjudian berdasarkan hukum Syariah yang diterapkan secara ketat oleh Taliban.
Mashwani mengatakan, “Catur dalam pandangan syariah dianggap sebagai sarana perjudian, yang dilarang menurut Undang-Undang Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kemungkaran yang diumumkan tahun lalu.”
Dia menambahkan bahwa pertimbangan agama menjadi inti dari keputusan tersebut. “Ada pertimbangan agama terkait olahraga catur,” kata Mashwani, menegaskan bahwa hingga masalah ini diselesaikan, catur akan tetap dilarang di Afghanistan.
“Sampai pertimbangan-pertimbangan ini diselesaikan, permainan catur akan tetap ditangguhkan di Afghanistan,” jelasnya.
Azizullah Gulzada, pemilik sebuah kafe di Kabul yang telah menjadi tempat penyelenggaraan kompetisi catur informal dalam beberapa tahun terakhir, membantah bahwa ada perjudian yang terjadi dan menyatakan bahwa catur juga dimainkan di negara-negara dengan mayoritas Muslim lainnya.
“Banyak negara Islam lain yang memiliki pemain di tingkat internasional,” katanya kepada AFP. Dia mengatakan akan menghormati penangguhan tersebut, namun hal itu akan merugikan bisnisnya dan juga mereka yang menikmati permainan catur.
“Anak muda sekarang tidak memiliki banyak kegiatan, jadi banyak yang datang ke sini setiap hari,” katanya kepada AFP. “Mereka minum secangkir teh dan menantang teman-temannya untuk bermain catur.”
Pihak berwenang Afghanistan telah membatasi olahraga lain dalam beberapa tahun terakhir, dan perempuan pada dasarnya dilarang untuk berpartisipasi dalam olahraga di negara tersebut.
Tahun lalu, pihak berwenang melarang pertarungan bebas seperti seni bela diri campuran (MMA) dalam kompetisi profesional, dengan alasan bahwa olahraga tersebut terlalu “keras” dan “bermasalah dengan syariah.”
Bagikan
Dunia
dalam 6 jam
Dunia
3 jam yang lalu