logo
Ikuti Kami di:

AS Temukan Tambang Lithium Senilai US$1,5 T, Berpotensi Mengubah Peta Energi Dunia

AS Temukan Tambang Lithium Senilai US$1,5 T, Berpotensi Mengubah Peta Energi Dunia
Ilustrasi tambang Lithium. (Unsplash)
Idham Nur Indrajaya13 Mei, 2025 18:02 WIB

JAKARTA - McDermitt Caldera, kawasan vulkanik purba yang terletak di perbatasan Nevada dan Oregon, Amerika Serikat, mendadak menjadi sorotan dunia setelah ditemukan cadangan lithium dalam jumlah luar biasa besar. Temuan ini berpotensi mengubah arah masa depan energi global.

Dikutip dari Unilad, penelitian terbaru mengungkap bahwa McDermitt Caldera menyimpan sekitar 40 juta metrik ton lithium, menjadikannya salah satu cadangan lithium terbesar yang pernah ditemukan di dunia. Angka ini cukup untuk memproduksi baterai bagi lebih dari 600 juta kendaraan listrik Tesla.

Secara ekonomi, nilai dari cadangan ini ditaksir mencapai US$1,5 triliun atau setara dengan Rp24.765 triliun. Jumlah tersebut menyamai sekitar 4% dari total utang nasional Amerika Serikat yang kini menyentuh US$36 triliun.

Lithium: Emas Putih Masa Depan

Dijuluki sebagai “white gold” karena warna dan nilainya yang tinggi, lithium merupakan bahan penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik, perangkat elektronik, dan juga digunakan dalam bidang medis, terutama untuk mengobati gangguan bipolar.

Permintaan terhadap lithium terus meningkat seiring dengan pergeseran global menuju energi bersih dan teknologi ramah lingkungan. Oleh karena itu, penemuan ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga geopolitik.

Apa Itu McDermitt Caldera?

McDermitt Caldera bukanlah gunung berapi kerucut seperti pada umumnya, melainkan sebuah kaldera supervulkan, hasil dari letusan dahsyat yang terjadi sekitar 16 juta tahun lalu. Saat ini, kaldera tersebut tidak aktif dan berada di wilayah gurun tinggi yang tandus, namun kaya akan mineral strategis.

Kawasan ini menjadi fokus baru dalam upaya transisi energi bersih karena potensi lithium yang sangat besar di dalamnya.

Potensi Ekonomi Vs Risiko Lingkungan

Meski menjanjikan manfaat ekonomi yang besar, penambangan lithium di McDermitt Caldera menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelestarian lingkungan.

Salah satu spesies yang terancam akibat aktivitas pertambangan adalah burung sage-grouse, yang populasinya terus menurun dalam beberapa dekade terakhir. Kehadiran alat berat dan pembukaan lahan tambang dapat mempercepat hilangnya habitat alami mereka.

Selain itu, kelompok lingkungan seperti Sierra Club Oregon Chapter mengingatkan bahwa pertambangan dapat mengganggu sumber air bersih, serta mengubah keseimbangan ekosistem gurun tinggi secara permanen.

Baca Juga: Plus-Minus Pengalihan Impor BBM dari Singapura ke AS

Penolakan dari Komunitas Adat: “Ini Tanah Suci Kami”

Rencana penambangan juga mendapat penolakan keras dari komunitas suku asli Amerika yang telah lama mendiami kawasan sekitar McDermitt Caldera. Mereka menegaskan bahwa wilayah ini merupakan tanah suci, tempat dilaksanakannya berbagai ritual dan upacara adat secara turun-temurun.

Menurut mereka, eksploitasi sumber daya alam di kawasan tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak-hak tradisional masyarakat adat, serta mencederai warisan spiritual yang telah dijaga selama berabad-abad.

Proyek Lithium Terbesar Amerika Utara?

Sisi Nevada dari McDermitt Caldera saat ini sudah memasuki tahap eksploitasi, setelah mendapat lampu hijau dari pemerintah. Sementara itu, di sisi Oregon, proyek serupa masih dalam tahap diskusi dan belum final.

Pemerintah Kabupaten Malheur, Oregon, menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung proyek ini, asalkan dilakukan dengan prinsip akuntabilitas tinggi dan manfaat bersama.

Jika disetujui, proyek ini berpotensi menjadi tambang lithium terbesar di Amerika Utara. Selain menjadi sumber energi strategis, keberadaan tambang ini diyakini mampu menghidupkan ekonomi lokal, terutama di kawasan pedesaan Oregon timur yang selama ini tertinggal secara ekonomi.

Ketahanan Energi dan Kemandirian dari Impor

Amerika Serikat selama ini masih bergantung pada impor lithium dari negara-negara seperti China dan Australia. Dengan ditemukannya cadangan besar di wilayahnya sendiri, AS berpeluang untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar negeri.

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi strategi ketahanan energi nasional, terutama di tengah ketegangan geopolitik dan meningkatnya persaingan dalam sektor energi terbarukan.