Kisah Ukraina di Kursk Segera Berakhir

12 Maret, 2025 21:31 WIB

Penulis:Amirudin Zuhri

Editor:Amirudin Zuhri

kursk.jpg

MOSKOW- Pasukan Ukraina tampaknya akan kehilangan pijakan yang diperoleh dengan susah payah di wilayah Kursk Rusia. 

Moskow  pada  Rabu 12 Maret 2025 mengklaim kemajuan lebih lanjut di sana. Sementara para blogger militer di kedua belah pihak mengatakan pasukan Kyiv sedang ditarik.

Kementerian Pertahanan Rusia  melaporkan perebutan lima desa lagi. Dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa dinamikanya bagus.

Sejumlah video yang diterbitkan oleh para blogger dan media pemerintah Rusia  memperlihatkan pasukan berdiri dengan bendera tiga warna Rusia di sebuah alun-alun di tengah Sudzha. Sebuah kota dekat perbatasan Ukraina di jalan raya yang digunakan oleh Ukraina sebagai rute pasokan.

Panglima tertinggi Ukraina sebelumnya membantah pasukannya dikepung. Tetapi mengatakan mereka mengambil posisi pertahanan yang lebih baik.

Skadovskyi Defender seorang blogger militer Ukraina menulis di Telegram Angkatan Bersenjata Ukraina akan meninggalkan Kursk. “Tidak akan ada tentara Ukraina di sana pada hari Jumat,” tulisnya. Namun saluran yang sama mengatakan bahwa Ukraina terus melancarkan serangan besar terhadap Sudzha.

Analis independen Rusia Ruslan Leviev mengatakan hal yang sama. Dia menyebut serangan Ukraina hampir berakhir. “Mungkin kisah ini akan berakhir hari ini. Mungkin  Ukraina akan mencoba mempertahankan desa-desa perbatasan selama beberapa hari lagi. Namun secara keseluruhan, kisah jembatan Kursk akan segera berakhir. Pasukan Ukraina akan meninggalkan wilayah itu,” katanya dikutip Reuters.

Ukraina menimbulkan salah satu kejutan terbesar perang pada 6 Agustus 2024 lalu dengan menyerbu perbatasan. Mereka merebut sebidang tanah di dalam Rusia, meningkatkan moral warga dan memperoleh potensi tawar-menawar. Namun setelah bertahan selama lebih dari tujuh bulan di wilayah yang secara bertahap menyusut, Ukraina telah melihat posisinya memburuk tajam dalam seminggu terakhir.

Gencatan Senjata

Ukraina pada hari Selasa menyetujui usulan Amerika untuk gencatan senjata selama 30 hari dalam perang tersebut, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.  Kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan antara Ukraina dan Amerika di Jeddah Arab Saudi Selasa 11 Maret 2025.

Washington telah mendesak Rusia untuk mengakhiri semua permusuhan.  Menteri Luar Negeri Amerika Marco Rubio mengatakan akan menghubungi Rusia hari ini. Dia menyebut  sudah ada kontak di berbagai tingkat dengan mitra dan itu akan terus berlanjut. Rubio  kembali menegaskan saat ini bola benar-benar berada di tangan Amerika.

“Kami berharap mendapat jawaban positif dari Rusia,” katanya. Dia menegaskan tidak ada solusi militer untuk konflik ini. Artinya baik Rusia maupun Ukraina tidak akan bisa mencapai kemenangan yang diharapkan dengan kekuatan militer mereka. Satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian adalah melalui negosiasi

Kremlin di bagian lain mengatakan masih terlalu dini untuk mengomentari potensi gencatan senjata yang disepakati dalam perundingan Amerika -Ukraina di Arab Saudi. juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow sedang menunggu informasi rinci tentang pembicaraan tersebut.

Kremlin mengatakan akan memberi tahu pers jika hal itu terjadi tetapi tidak mengatakan siapa yang akan ambil bagian. Pernyataan ini disampaikan di tengah laporan bahwa utusan Amerika Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Moskow Kamis besok.

Mengenai kemungkinan pembicaraan antara presiden Vladimir Putin dan Donald Trump, Peskov mengatakan bahwa pembicaraan via telepon dapat diselenggarakan dengan sangat cepat jika diperlukan. Tetapi membantah bahwa pembicaraan tersebut sudah direncanakan. Putin hanya akan berbicara dengan Trump.

Namun perlu diingat bahwa Vladimir Putin telah berulang kali mengesampingkan gagasan gencatan senjata sementara pada kesempatan sebelumnya. Alasannya Ukraina akan menggunakan kesempatan itu untuk mempersenjatai diri dan menyusun kembali kekuatan.