Dunia
26 Maret, 2025 01:09 WIB
Penulis:Amirudin Zuhri
Editor:Amirudin Zuhri
JAKARTA- Pejabat tinggi pemerintahan Trump mengungkapkan rencana perang dalam sebuah grup pesan. Cerobohnya, yang ceroboh seorang jurnalis tanpa sadar diundang ke grup tersebut.
Grup tersebut dibentuk sesaat sebelum Amerika menyerang Houthi di Yaman. Pemimpin redaksi The Atlantic Jeffrey Goldberg adalah jurnalis yang entah bagaimana mendapat link undangan untuk bergabung ke grup. Undangan datang dari dari penasihat keamanan nasional Gedung Putih Mike Waltz.
Golberg dalam laporannya hari Senin mengatakan dia tiba-tiba diundang masuk grup pada tanggal 13 Maret. Grup obrolan terenkripsi tersebut menggunakan aplikasi pesan Signal dan dinamakan sebagai "kelompok kecil PC Houthi."
Presiden AS Donald Trump melancarkan kampanye serangan militer berskala besar terhadap Houthi Yaman pada tanggal 15 Maret. Trump juga memperingatkan Iran sebagai pendukung utama Houthi bahwa negara itu perlu segera menghentikan dukungan terhadap kelompok itu.
Beberapa jam sebelum serangan tersebut dimulai Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengunggah rincian operasional tentang rencana tersebut di grup pesan. Termasuk informasi tentang target, senjata yang akan dikerahkan amerika. Selain itu juga urutan serangan. Goldberg tidak mencantumkan rincian dari pesan tersebut. Tetapi dia menyebutnya sebagai penggunaan obrolan Signal yang sangat sembrono.
Akun-akun yang ada di grup tersebut tampaknya mewakili Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard, Menteri Keuangan Scott Bessent, kepala staf Gedung Putih Susie Wiles, dan pejabat senior Dewan Keamanan Nasional.
Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia tidak mengetahui insiden tersebut. “Terus terang saya bukan penggemar The Atlantic,” katanya. Namun seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan dan Trump telah diberi pengarahan tentang hal itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes di bagian lain mengatakan grup obrolan itu tampaknya asli. “Kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak sengaja ditambahkan ke rangkaian tersebut,” katanya dikutip Reuters.
Hegseth segera membantah telah membagi rencana perang dalam obrolan grup tersebut. Menurutnya tdak ada seorang pun yang mengirim pesan singkat berisi rencana perang. Namun Goldberg segera menanggapi penyangkalan Hegseth. “Dia telah berbohong. Dia mengirim pesan singkat berisi rencana perang,” katanya.
Menurut tangkapan layar obrolan yang dilaporkan oleh The Atlantic, para pejabat di grup tersebut memperdebatkan apakah Amerika harus melakukan serangan tersebut. Dan pada satu titik Vance tampak mempertanyakan apakah sekutu Amerika di Eropa layak mendapatkan bantuan Amerika. Ini mengingat Eropa yang lebih rentan terhadap gangguan pelayaran di kawasan tersebut.
Kepada akun Pete Hegseth seseorang yang diidentifikasi sebagai Vance itu mengatakan kalau menurut Menteri Pertahanan Amerika harus melakukannya, maka mari lakukan. Tetapi dia mengatakan tidak suka menyelamatkan Eropa lagi.
Seseorang yang diidentifikasi sebagai Hegseth membalas sepenuhnya setuju dengan kebencian Vance terhadap orang Eropa yang dia sebut hidup tanpa tujuan. “Ini menyedihkan,” tulisnya.
The Atlantic melaporkan bahwa orang yang diidentifikasi sebagai Vance juga mengemukakan kekhawatirannya mengenai waktu serangan. Juga mengatakan ada argumen kuat yang mendukung penundaan selama sebulan.
Akun yang diyakini Vance itu mengaku tidak yakin presiden menyadari betapa tidak konsistennya hal ini dengan pesannya tentang Eropa saat ini. Ada risiko lebih lanjut bahwa Amerika akan melihat lonjakan harga minyak yang sedang hingga parah.
Berdasarkan hukum Amerika penyalahgunaan, atau penyalahgunaan informasi rahasia dapat dianggap sebagai tindak pidana. Meskipun tidak jelas apakah ketentuan tersebut mungkin telah dilanggar dalam kasus ini. Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard mengunggah di X pada tanggal 14 Maret bahwa setiap pelepasan informasi rahasia yang tidak sah merupakan pelanggaran hukum.
Diciptakan oleh pengusaha Moxie Marlinspike, Signal telah berkembang dari aplikasi pengiriman pesan eksotis yang digunakan terutama yang peduli privasi. Aplikasi ini menjadi jaringan bisikan tidak resmi milik pejabat Washington. Signal tidak menggunakan enkripsi pemerintah Amerika dan tidak dihosting di server pemerintah.
Para legislator Demokrat dengan cepat mengecam kesalahan langkah tersebut. Mereka mengatakan bahwa hal itu merupakan pelanggaran keamanan nasional Amerika. Dan pelanggaran hukum yang harus diselidiki oleh Kongres.
Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan ini adalah salah satu pelanggaran intelijen militer paling mengejutkan yang pernah dia baca. Dia menambahkan akan meminta Pemimpin Mayoritas John Thune untuk melakukan penyelidikan. Tidak ada pernyataan langsung dari Gedung Putih bahwa pelanggaran tersebut akan mengakibatkan perubahan staf. Presiden Trump dikatakan terus memiliki kepercayaan penuh pada tim keamanan nasionalnya. Termasuk penasihat keamanan nasional Mike Waltz.
Bagikan
Dunia
3 hari yang lalu