Energi
14 April, 2025 21:00 WIB
Penulis:Muhammad Imam Hatami
Editor:Ananda Astridianka
JAKARTA - Dengan cadangan energi panas bumi yang sangat besar dan berbagai proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang sedang dan akan dibangun, pemerintah berambisi menggeser posisi Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas PLTP terpasang terbesar di dunia pada tahun 2029.
“Target kita di 2029 tentu saja untuk mengalahkan Amerika Serikat. Jangan kalah,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi dalam Konferensi Pers The 11th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Senin, 14 April 2025.
Menurut Eniya, Indonesia tidak hanya bertekad mengejar ketertinggalan, tetapi juga siap menjadi nomor satu di sektor ini dalam waktu lima tahun ke depan.
Indonesia saat ini memiliki sumber daya panas bumi sekitar 28,5 Giga Watt electrical (GWe), terdiri dari resources sebesar 11.073 MW dan reserves sebesar 17.453 MW.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai pemilik cadangan panas bumi terbesar di dunia, mencakup sekitar 40% dari total cadangan global. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat hanya menguasai sekitar 25% cadangan panas bumi dunia.
Namun dari sisi kapasitas terpasang, hingga tahun 2024, Indonesia masih berada di posisi kedua dunia dengan total kapasitas PLTP terpasang sekitar 2,68 GW, masih tertinggal sekitar 1 GW dari Amerika Serikat yang saat ini masih memimpin.
Pemerintah optimistis, dalam lima tahun ke depan, Indonesia mampu menambahkan sekitar 1,1 GW kapasitas PLTP baru, tentunya dengan catatan bahwa semua proyek berjalan sesuai jadwal.
Jika prediksi ini terealisasi dan Amerika Serikat tidak menambah kapasitasnya secara signifikan, maka posisi Indonesia sebagai negara dengan kapasitas panas bumi terpasang terbesar di dunia sangat mungkin tercapai.
“Insya Allah bisa 1,1 GW. Mudah-mudahan Amerika Serikat juga gak nambah-nambah, dan kita bisa menjadi the top of the world,” tutur Eniya.
Bahkan, menurut beberapa pakar, dengan cadangan sebesar itu, Indonesia seharusnya bisa jauh lebih agresif dalam mengembangkan panas bumi sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan di tengah transisi energi global yang terus bergulir.
Hingga kini, total kapasitas yang telah dimanfaatkan berasal dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang tersebar di 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).
Ke-13 PLTP tersebut membentang dari wilayah barat hingga timur Indonesia, Di Sumatera Utara terdapat PLTP Sibayak (12 MW) yang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energy, serta PLTP Sarulla (330 MW) milik Sarulla Operation Ltd. Di wilayah Lampung, PLTP Ulubelu (220 MW) juga menjadi salah satu andalan.
Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat, menjadi pusat pemanfaatan panas bumi dengan sejumlah PLTP besar seperti Salak (377 MW), Wayang Windu (227 MW), Patuha (55 MW), Kamojang (235 MW), Darajat (270 MW), dan Karaha (30 MW). Di Jawa Tengah terdapat PLTP Dieng (60 MW).
Sementara itu, kawasan Indonesia Timur turut menyumbang dengan PLTP Mataloko (2,5 MW) dan PLTP Ulumbu (10 MW) di NTT, serta PLTP Lahendong (120 MW) di Sulawesi Utara.
Salah satu PLTP yang cukup menonjol adalah PLTP Karaha, yang mulai beroperasi pada 6 April 2018. Pembangkit ini memiliki kapasitas 30 MW dan mampu mengaliri listrik sekitar 33 ribu rumah di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
Kontribusinya terhadap sistem transmisi listrik Jawa-Bali juga cukup besar, dengan tambahan pasokan listrik mencapai 227 GWh per tahun. PLTP Karaha sendiri merupakan bagian dari program nasional 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah.
Pada kuartal II-2018, Indonesia juga menambahkan kapasitas panas bumi sebesar 110 MW melalui beroperasinya beberapa unit baru, antara lain PLTP Sorik Marapi Modular Unit 1 dan 2, PLTP Lumut Balai Unit 1, serta PLTP Sokoria Unit 1.
Ke depan, arah pengembangan panas bumi Indonesia akan difokuskan ke wilayah Indonesia Timur, tidak hanya untuk pembangkitan listrik, tetapi juga untuk pemanfaatan langsung dalam sektor pertanian seperti pengeringan hasil panen, sterilisasi lahan, hingga budidaya tanaman serta pengembangan destinasi wisata berbasis geothermal.
Dalam waktu dekat, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dijadwalkan akan meresmikan empat PLTP baru yang siap menambah kapasitas sebesar 241 MW ke sistem kelistrikan nasional. Keempat proyek tersebut adalah PLTP Ijen, PLTP Sorik Marapi, PLTP Salak Binary, dan PLTP Lumut Balai.
“Pak Menteri akan menginformasikan kepada Pak Presiden, dan nanti akan mengundang beliau untuk capaian sekitar 241 MW panas bumi,” pungkas Eniya.
Bagikan
Energi
7 jam yang lalu