logo
Ikuti Kami di:

Tarif Impor AS Naik, Produk Tekstil dan Udang RI Kian Tersingkir di Pasar Global

Tarif Impor AS Naik, Produk Tekstil dan Udang RI Kian Tersingkir di Pasar Global
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (ekon.go.id)
Debrinata Rizky18 April, 2025 15:08 WIB

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ekspor produk andalan Indonesia ke Amerika Serikat seperti tekstil hingga udang disebut kalah saing karena terkena tarif impor kembali 10 persen.

Penerapan tarif tersebut katanya membuat harga produk ekspor Indonesia kalah dari negara ASEAN maupun negara Asia lainnya karena biaya masuknya lebih tinggi.

"Sekarang untuk produk ekspor utama Indonesia seperti garmen, alas kaki, tekstil, furniture, dan udang, menjadi produk yang Indonesia mendapatkan tarif bea masuk lebih tinggi dibandingkan beberapa negara bersaing, baik dari ASEAN maupun non-ASEAN negara Asia yang lain," ungkap Airlangga saat konferensi pers virtual, Jumat, 18 April 2025.

Sekadar informasi Indonesia dikenakan tarif impor resiprokal 32% namun presiden AS Donald Trump mengumumkan perang tarif tersebut ditunda ke-75 negara selama 90 hari ke depan. Namun Trump tetap menerapkan tarif impor sebesar 10% termasuk ke Indonesia.

Lebih lanjut Airlangga mengatakan sebenarnya sebelum tarif impor tambahan dikenakan rata-rata bea masuk dari as terhadap produk Indonesia khususnya tekstil dan garmen berkisar antara 10% hingga 37%.

Berarti dengan ditambahkannya 10% tarif maka impor produk-produk Indonesia tersebut menjadi naik mulai dari 20%, hingga 47% dari yang semula.

Dengan begitu mantan Ketua Umum Golkar ini mengatakan kenaikan tarik ini sudah menarik potensi pemerintah sebab produk ekspor Indonesia lebih mahal di Amerika Serikat karena Bea yang diterapkan juga tinggi.

Saat ini Airlangga dan jajarannya mulai melakukan negosiasi dan diplomasi dengan pemerintah AS. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu.

Pemerintah telah bertemu dengan Secretary of Commerce Howard Lutnick dan US Trade Representative (USTR) Jamieson Greer. Rencananya, pekan depan Menteri Luar Negeri Sugiono akan bertemu dengan Sekretaris Luar Negeri AS Marco Rubio.

Seluruh proses perundingan dengan pemerintah AS, kata dia, ditargetkan bisa rampung dalam waktu 60 hari atau 2 bulan. Nantinya, terdapat format perjanjian bilateral yang akan disetujui Indonesia dan AS, mengacu kepada kerangka acuan yang diusulkan pemerintah selama negosiasi.