Produk Derivatif Kripto: Instrumen Fleksibel untuk Raih Keuntungan di Pasar yang Volatil

10 April, 2025 09:02 WIB

Penulis:Idham Nur Indrajaya

Editor:Amirudin Zuhri

WhatsApp Image 2022-07-28 at 5.00.36 PM.jpeg
Ilustrasi Perdagangan Aset Kripto. (TrenAsia/M. Faiz Amali)

JAKARTA - Pasar aset kripto telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade terakhir, menarik perhatian investor ritel maupun institusional di seluruh dunia. Selain perdagangan aset kripto spot seperti Bitcoin dan Ethereum, inovasi di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) serta pertumbuhan bursa kripto telah melahirkan berbagai instrumen keuangan baru, salah satunya adalah produk derivatif kripto. 

Produk ini diusung sebagai solusi bagi investor yang menginginkan fleksibilitas lebih tinggi dalam strategi investasinya, termasuk kemampuan meraih keuntungan baik saat pasar sedang naik (bullish) maupun saat mengalami penurunan (bearish).

Apa Itu Produk Derivatif Kripto?

Produk derivatif adalah kontrak keuangan yang nilainya bergantung pada (atau “diturunkan dari”) nilai aset dasar. Dalam konteks kripto, aset dasarnya bisa berupa Bitcoin, Ethereum, atau token-token lainnya. Jenis-jenis produk derivatif kripto yang paling umum meliputi:

  • Futures (kontrak berjangka): Kontrak untuk membeli atau menjual aset di masa depan dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
  • Options (opsi): Kontrak yang memberikan hak (namun bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu sebelum tanggal tertentu.
  • Perpetual swaps: Kontrak mirip futures namun tanpa tanggal kedaluwarsa.
  • Leveraged tokens: Token turunan yang memungkinkan eksposur leverage tanpa perlu margin atau likuidasi manual.

Produk-produk ini memungkinkan investor untuk tidak hanya mendapatkan keuntungan saat harga naik, tetapi juga saat harga turun—menjadikannya alat penting untuk diversifikasi dan manajemen risiko dalam portofolio investasi kripto.

Keunggulan Produk Derivatif dalam Kondisi Pasar Beragam

1. Kemampuan Mengambil Posisi Long dan Short

Salah satu keunggulan utama derivatif adalah kemampuannya untuk mengambil posisi long (beli) maupun short (jual) terhadap aset tertentu:

  • Posisi long diambil ketika investor meyakini harga aset akan naik.
  • Posisi short diambil ketika investor memprediksi harga akan turun.

Dalam pasar spot, investor hanya bisa membeli aset dan menjualnya setelah nilainya naik untuk meraih keuntungan. Namun dengan derivatif, investor tetap bisa meraih keuntungan meskipun harga aset turun—selama mereka mengambil posisi short dengan benar.

2. Manfaat Leverage

Banyak produk derivatif kripto menawarkan leverage, yaitu kemampuan untuk mengontrol posisi yang lebih besar dari modal aktual yang dimiliki. 

Misalnya, dengan leverage 10x, seorang investor bisa membuka posisi senilai $10.000 hanya dengan modal $1.000. Leverage ini bisa memperbesar potensi keuntungan, namun juga memperbesar risiko kerugian.

3. Hedging atau Lindung Nilai

Investor juga dapat menggunakan derivatif sebagai alat hedging terhadap posisi spot mereka. Contohnya, jika investor memegang Bitcoin secara fisik tetapi khawatir akan koreksi jangka pendek, mereka dapat membuka posisi short menggunakan kontrak futures atau options untuk mengimbangi potensi kerugian dari penurunan harga.

4. Strategi Trading Lanjutan

Derivatif memungkinkan penerapan berbagai strategi trading lanjutan, seperti:

  • Straddle dan strangle: Mengantisipasi volatilitas tanpa perlu memprediksi arah pasar.
  • Spread trading: Mengambil keuntungan dari perbedaan harga antar kontrak.
  • Arbitrase: Memanfaatkan perbedaan harga antara pasar spot dan derivatif.

Baca Juga: Krisis atau Peluang? Dampak Tarif AS Terhadap Pasar Kripto dan Strategi Investasi Terbaik

Risiko dalam Produk Derivatif Kripto

Meski menawarkan fleksibilitas, produk derivatif kripto juga mengandung risiko tinggi:

  • Volatilitas ekstrem: Harga kripto sangat fluktuatif, yang bisa memperbesar risiko margin call dan likuidasi.
  • Leverage berlebihan: Menggunakan leverage tinggi bisa menghapus seluruh modal hanya dengan sedikit pergerakan harga yang merugikan.
  • Kompleksitas produk: Tidak semua investor memahami secara penuh cara kerja derivatif, apalagi dengan kombinasi leverage dan strategi lanjutan.
  • Risiko platform dan likuiditas: Bursa derivatif kripto yang tidak teregulasi bisa mengalami peretasan atau gangguan likuiditas, meningkatkan risiko sistemik bagi penggunanya.

Perkembangan Regulasi dan Dampaknya

Di tengah pertumbuhan pesat derivatif kripto, regulator di berbagai negara mulai memperketat pengawasan terhadap produk ini. 

Di Indonesia sendiri, PT Central Finansial X (CFX) sebagai bursa kripto resmi, telah mengizinkan operasi produk derivatif di para pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terlisensi dan turut diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Regulasi ini dapat membawa dampak positif sebagai berikut:

  • Meningkatkan kepercayaan pasar
  • Membatasi penggunaan leverage ekstrem
  • Memberikan perlindungan terhadap investor ritel
  • Mendorong inovasi yang lebih bertanggung jawab

Studi Kasus: Strategi Derivatif di Berbagai Skenario Pasar

1. Pasar Bullish (Harga Naik)

Investor dapat:

  • Membuka posisi long pada futures atau perpetual swap untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
  • Membeli call option untuk mendapatkan keuntungan dengan risiko terbatas (biaya premium).
  • Menggunakan leveraged tokens long (misalnya 3x Long BTC) untuk meningkatkan eksposur tanpa manajemen margin.

2. Pasar Bearish (Harga Turun)

Investor dapat:

  • Membuka posisi short untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan harga.
  • Membeli put option sebagai perlindungan terhadap penurunan nilai portofolio spot.
  • Menggunakan leveraged tokens short untuk spekulasi terhadap penurunan harga.

3. Pasar Sideways atau Tidak Menentu

Investor dapat:

Lonjakan Transaksi Derivatif Kripto di Indonesia

Direktur Utama CFX, Subani, mengungkapkan bahwa produk derivatif kripto milik CFX telah memperoleh dukungan penuh dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Sejak resmi diluncurkan pada September 2024, produk ini memperlihatkan tren pertumbuhan yang sangat positif.

“Capaian tersebut merupakan awal yang baik mengingat produk derivatif kripto di CFX baru diluncurkan tujuh bulan lalu. Bahkan, nilai transaksi derivatif kripto di Maret 2025 berhasil menyentuh Rp5,38 triliun, atau naik sekitar 135% dibandingkan transaksi di Februari 2025. Dengan tren positif tersebut, kami optimistis angkanya akan terus tumbuh sepanjang 2025,” ujar Subani di acara Halal Bihalal besama media di Jakarta, Rabu, 9 April 2025.

Secara kumulatif, nilai transaksi derivatif kripto di CFX telah mencapai Rp11,24 triliun per akhir Maret 2025.

Saat ini, CFX telah menyediakan 50 kontrak derivatif kripto yang aktif diperdagangkan. Dari seluruh kontrak tersebut, yang mencatatkan nilai transaksi terbesar sepanjang Maret 2025 adalah:

  • BTCUSDT-PERP
  • SOLUSDT-PERP
  • XRPUSDT-PERP

Subani menilai bahwa tingginya minat terhadap produk ini didorong oleh karakteristik derivatif kripto yang dapat digunakan untuk melindungi portofolio dari volatilitas harga kripto, sekaligus memberi peluang meraih keuntungan di tengah pasar yang sedang turun.

“Produk ini memungkinkan nasabah untuk melakukan lindung nilai dan tetap mendapatkan potensi imbal hasil meski kondisi pasar sedang tidak menguntungkan,” jelasnya.