Perbankan
17 April, 2025 16:02 WIB
Penulis:Debrinata Rizky
Editor:Ananda Astridianka
JAKARTA – Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya memperkuat kerja sama komprehensif di berbagai sektor, termasuk di bidang industri.
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan bahwa terdapat sejumlah potensi kerja sama yang dapat dijalin kedua negara dalam pengembangan sektor industri. Di antaranya mencakup industri petrokimia, pengolahan kayu, industri halal, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), pengembangan kawasan industri, peningkatan kapasitas SDM, alih teknologi, serta penyediaan tenaga kerja terampil.
“Kedua negara juga sepakat untuk saling melengkapi kebutuhan di sektor industri,” ujarnya dalam keterangan resmi seusai menerima kunjungan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef, di Jakarta, Kamis 17 April 2025.
Di sektor petrokimia, Indonesia dinilai masih memerlukan penguatan di sektor hilir guna mendorong industri turunannya. Menurut Menperin, industri petrokimia merupakan mother of industry, selain industri logam, karena menjadi fondasi bagi banyak sektor manufaktur lainnya.
Sementara itu, Arab Saudi menyatakan minat untuk bekerja sama dalam pengembangan hilirisasi mineral agar dapat berperan sebagai pemain global di sektor ini.
“Indonesia yang memiliki pengalaman lebih panjang dalam membangun industri manufaktur, dapat menjadi model bagi Arab Saudi dalam mengembangkan sektor industrinya,” ujar Agus.
Dia juga menambahkan bahwa Arab Saudi tertarik untuk bertukar pikiran dalam pengembangan kawasan industri, melihat keberhasilan Indonesia dalam mengelola lebih dari 150 kawasan industri yang telah tersebar di berbagai daerah.
Agus meyakini, peningkatan kerja sama di sektor industri akan menjadi motor penggerak kemitraan strategis yang lebih luas dan mendalam antara kedua negara.
Selama ini, hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Arab Saudi di sektor industri menunjukkan tren yang meningkat. Total perdagangan nonmigas antara kedua negara pada tahun 2024 tercatat mencapai US$3,3 miliar, tumbuh sebesar 14,5% dalam periode 2020–2024.
Namun, realisasi investasi Arab Saudi di Indonesia masih tergolong kecil. Dalam kurun waktu 2019–2024, total investasi Arab Saudi tercatat sebesar US$23,6 juta, yang mencakup 437 proyek pada tahun 2024.
Masih banyak ruang yang bisa dimaksimalkan. Oleh karena itu, pemerintah menyambut baik peningkatan minat Arab Saudi terhadap berbagai sektor strategis di Indonesia, termasuk dalam upaya memperkuat ekosistem industri nasional.
Menperin juga mengungkapkan bahwa kerja sama bilateral ini akan segera diformalkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dalam waktu dekat.
“Dalam MoU ini, kami tidak akan memasukkan terlalu banyak proyek. Kami pilih dua atau tiga proyek quick win yang menjadi fokus bersama antara Indonesia dan Arab Saudi,” pungkasnya.
Bagikan
Perbankan
20 jam yang lalu
Energi
sehari yang lalu