GOTO Targetkan Adjusted EBITDA Rp1,4–1,6 T pada 2025, Ini Strateginya

17 Maret, 2025 07:01 WIB

Penulis:Alvin Pasza Bagaskara

Editor:Ananda Astridianka

Wamenaker Kopdar Gojek - Panji 5.jpg
Wakil Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Immanuel Ebenezer didampingi Head og Region Gojek Gede Manggala saat berdiskusi dengan mitra driver dalam acara kopdar di Kantor Gojek Kemang Timur, Selasa 10 Desember 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

JAKARTA - Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) optimis memperkuat fundamental keuangan dengan menargetkan adjusted EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi) sekitar 1,4–1,6 triliun rupiah selama 2025. 

Kontribusi utama berasal dari segmen On-Demand Services senilai 1,1 triliun rupiah dan Fintech minimal 350 miliar rupiah. Tim Research Stockbit Sekuritas Keberhasilan GOTO mencapai adjusted EBITDA positif 399 miliar rupiah pada kuartal IV-2024 menjadi fondasi kuat target 2025. 

Sepanjang 2024, adjusted EBITDA mencapai 386 miliar rupiah, melampaui target breakeven. Rugi bersih menyusut menjadi 3,1 triliun rupiah dibandingkan 87 triliun rupiah pada 2023.

Sementara itu, segmen On-Demand Services mencatat adjusted EBITDA positif 267 miliar rupiah pada kuartal IV 2024 (+12% tahunan, +71% kuartalan), tertinggi sepanjang sejarah. Kinerja ini didorong pertumbuhan pendapatan dan margin. "Target 2025 sejalan dengan industri yang diproyeksikan tumbuh low–mid teens," ujar Tim Research Stockbit Sekuritas pada Jumat, 14 Maret 2025. 

Inovasi teknologi menjadi kunci keberlanjutan bisnis GOTO. Melalui program special delivery fleet, biaya operasional lebih efisien sehingga harga kompetitif bagi pelanggan. Pendapatan iklan juga melonjak signifikan (+92% tahunan pada kuartal IV 2024), memperkuat strategi monetisasi perseroan.

Pada segmen Fintech, total pembiayaan meningkat menjadi 5,2 triliun rupiah per akhir 2024, dibandingkan 1,9 triliun rupiah pada 2023. GOTO menargetkan pembiayaan lebih dari 8 triliun rupiah pada 2025. Kualitas aset tetap terjaga dengan tenor pinjaman pendek rata-rata tiga bulan.

Aksi Korporasi dan Perspektif Bisnis 

GOTO melanjutkan strategi buyback saham dengan membeli kembali 23,6 miliar saham hingga Februari 2025, senilai US$91 juta atau 1,5 triliun rupiah. Harga rata-rata pembelian diperkirakan 64 rupiah per saham. Anggaran buyback mencapai US$200 juta.

Di tengah spekulasi merger dengan Grab Holdings Ltd. (Nasdaq: GRAB), manajemen tetap fokus menjalankan strategi bisnis. Potensi pasar masih luas, sehingga eksekusi strategi dinilai lebih penting dibandingkan menanggapi rumor merger yang berkembang saat ini.

Manajemen memastikan kebijakan tunjangan hari raya (THR) bagi mitra diberikan kepada yang produktif dan berkinerja tinggi. Tambahan biaya THR telah dimasukkan dalam perencanaan keuangan agar tidak membebani kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang.

Outlook 2025: Optimisme dan Tantangan 

Dengan kinerja solid kuartal IV 2024, target adjusted EBITDA 1,4–1,6 triliun rupiah pada 2025 dinilai realistis. Stockbit bilang tantangan utama berasal dari potensi pelemahan daya beli yang dapat memperketat persaingan harga dan menekan pertumbuhan pendapatan perseroan.

Kendati begitu, efisiensi operasional yang terus ditingkatkan menjadi kunci mempertahankan margin keuntungan dan daya saing GOTO. Dengan strategi bisnis yang solid, perseroan berpeluang besar untuk terus memperkuat posisinya di pasar digital Indonesia.