logo
Ikuti Kami di:

Strategi Investasi Danantara Dinilai Tidak Jelas

Strategi Investasi Danantara Dinilai Tidak Jelas
Ilustrasi Danantara.
Chrisna Chanis Cara13 Maret, 2025 08:06 WIB

JAKARTA—Lembaga pemeringkat utang, Fitch Rating, menilai strategi investasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) belum jelas. Hal itu dianggap menjadi risiko tersendiri terhadap keuangan negara. 

Menurut laporan Fitch, pinjaman melalui Danantara atau BUMN di bawahnya dapat menambah risiko liabilitas bersyarat pada neraca pemerintah. Fitch mengingatkan pembiayaan Danantara untuk membangun sejumlah proyek nasional dapat meningkatkan risiko liabilitas bersyarat yang akan dialami neraca keuangan negara. 

“Utang bruto perusahaan publik nonkeuangan menyumbang sekitar 5% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2024,” demikian terungkap dalam laporan Fitch, dikutip Rabu, 12 Maret 2025. Diketahui, Danantara akan mengelola aset negara hingga US$900 miliar atau setara Rp14.665 triliun.

Informasi yang dihimpun TrenAsia.com, investasi Danantara bakal berfokus pada proyek-proyek berskala besar yang dapat memberikan keuntungan. Selain itu, superholding tersebut akan mendahulukan sektor-sektor yang didukung oleh pemerintah, berinvestasi di proyek berkelanjutan serta fokus pada investasi non-APBN.

Hilirisasi Nikel hingga Akuakultur

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sendiri menegaskan pembentukan Danantara bertujuan untuk membiayai berbagai proyek nasional. Hal itu menjadi komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis. 

Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah kesempatan menyebut gelombang pertama investasi pemerintah ke Danantara bakal bernilai US$20 miliar atau setara Rp325 triliun. Dana jumbo tersebut akan digelontor untuk 20 proyek strategis. 

Beberapa proyek di antaranya hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur serta energi terbarukan. “Inilah sektor yang akan menentukan masa depan kita, ketahanan kita dan kemandirian bangsa kita,” ujar Prabowo.

Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan Danantara bakal fokus pada proyek skala besar yang mampu memberikan keuntungan. “Dengan demikian proyek Danantara mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja," ujar Pandu dalam keterangan resminya. 

Baca Juga: Struktur Danantara Dinilai Rentan Risiko Politik dan Bisnis

Pandu juga akan mengarahkan strategi investasi untuk mengelola triliunan rupiah aset negara itu secara terintegrasi dan inovatif. Dia memastikan Danantara akan sangat hati-hati dalam menjalankan investasi. 

“Kami akan berhati-hati, lambat, dan kemungkinan besar akan membosankan dalam kegiatan investasi kami, karena fokus kami adalah mencari keuntungan yang baik,” ujarnya. 

Disinggung soal sejumlah risiko terkait pengelolaan uang negara, Pandu mengaku sudah mengantisipasinya.  “Kami akan sangat memperhatikan manajamen risiko dalam kegiatan investasi,” ujar mantan Komisaris Bursa Efek Indonesia itu.