Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA – Pasar saham Indonesia mengalami volatilitas tinggi pada perdagangan hari ini. Setelah sempat anjlok lebih dari 6% di sesi pertama dan memicu mekanisme trading halt, beberapa saham perbankan berhasil memperbaiki posisinya di sesi perdagangan kedua.
Meski sempat mengalami tekanan hebat di sesi pertama, beberapa saham perbankan berhasil mengurangi koreksi pada akhir perdagangan sesi II. Berikut adalah harga penutupan sesi terakhir perdagangan BEI hari Selasa, 18 Maret 2025:
Meski masih ditutup melemah, angka penutupan sesi II menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan dengan penurunan yang lebih tajam di sesi I. Saham ARTO, yang sebelumnya anjlok hingga 16,56%, berhasil mengurangi koreksi menjadi hanya 4,91% di sesi II.
Hal serupa terjadi pada saham-saham perbankan lainnya, yang membaik meskipun masih mencatatkan pelemahan. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 6.223,39 dengan penurunan 3,8%.
Pada sesi perdagangan pertama, IHSG turun tajam hingga 6,12% ke level 6.076,08, memicu mekanisme trading halt di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19 WIB. Ini merupakan trading halt pertama sejak Maret 2020, ketika pasar saham mengalami tekanan berat akibat pandemi COVID-19. Hingga penutupan sesi I, nilai transaksi tercatat mencapai Rp10,21 triliun dengan volume perdagangan sebesar 15,87 miliar saham dalam 887 ribu transaksi.
Sebagian besar saham mengalami penurunan tajam, dengan hanya 73 saham yang tercatat menguat. Sentimen negatif di pasar turut menyeret saham sektor perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta.
Di tengah tekanan pasar pada sesi pertama, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi yang paling terpukul dengan koreksi 16,56% ke level Rp1.360. Saham ARTO bergerak dalam rentang Rp1.225 hingga Rp1.630 sepanjang sesi pertama. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga terperosok 6,77% ke Rp2.340.
Bank-bank yang masuk dalam kategori KBMI 4 juga mencatatkan pelemahan signifikan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 6,62%. Saham BMRI juga mencatatkan penurunan terbesar sepanjang tahun 2025, dengan koreksi year to date (YTD) mencapai 23,33%.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga melemah 6,27%. Meski demikian, harga terendah BBRI tahun ini masih berada di level Rp3.360 yang dicapai pada 28 Februari 2025.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun 5,54% ke Rp4.090. Jika melihat kinerja sejak awal tahun, BBNI hanya terkoreksi sekitar 5,98%.
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi bank KBMI 4 dengan penurunan paling ringan, yakni 4,65% ke Rp8.200. Meski demikian, secara YTD, BBCA telah turun 15,25%, menjadikannya penurunan terbesar kedua setelah BMRI. Level Rp8.200 juga menjadi harga terendah BBCA sepanjang 2025.