logo
Ikuti Kami di:

Saham Bank Mandiri Anjlok Usai Ex Date Dividen, Tapi Investor Tetap Optimis

Saham Bank Mandiri Anjlok Usai Ex Date Dividen, Tapi Investor Tetap Optimis
Gedung Menara Bank Mandiri di kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Alvin Bagaskara14 April, 2025 17:30 WIB

JAKARTA – Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tertekan tajam pada awal pekan ini. Pada sesi pertama perdagangan Senin, 14 April 2025, harga saham emiten perbankan pelat merah ini ambles 7,65% ke level Rp4.710 per saham.

Data dari Stockbit Sekuritas mencatat, sebanyak 284,88 juta saham BMRI berpindah tangan dengan frekuensi 54.313 kali dan nilai transaksi mencapai Rp1,34 triliun. Ini menjadi nilai transaksi tertinggi sepanjang sesi perdagangan pagi.

Menariknya, di tengah tekanan harga, investor justru mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yang  mencapai Rp132,9 miliar hingga akhir sesi pertama. Ini mengindikasikan adanya akumulasi dari pelaku pasar saat harga saham terdiskon.

Koreksi tajam saham Bank Mandiri terjadi bertepatan dengan tanggal ex dividen pada hari ini, Senin, 14 April 2025, di pasar reguler dan negosiasi. Ex dividen merupakan tanggal di mana investor yang membeli saham tidak lagi berhak mendapatkan dividen dari emiten tersebut.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, Jumat, 11 April 2025, saham berkodekan BMRI sempat menguat 1,49% ke Rp5.100 per saham saat cum dividen, yakni batas akhir pembelian saham untuk mendapatkan hak dividen.

Bank Mandiri akan membagikan dividen sebesar Rp43,51 triliun atau setara 78% dari laba bersih tahun buku 2024. Setiap pemegang saham akan memperoleh dividen sebesar Rp466,18 per lembar. Tanggal pencatatan (recording date) dijadwalkan pada Selasa, 15 April 2025, sementara pembayaran dividen dilakukan pada Rabu, 23 April 2025.

Keputusan pembagian dividen jumbo tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BMRI pada Selasa, 25 Maret 2025. Pemerintah Indonesia, melalui Danantara yang menguasai 52% saham BMRI, akan menerima dividen sekitar Rp22,62 triliun.

Meski saham BMRI tertekan hingga nyaris 8%—atau turun ke level Rp4.700 per pukul 09.40 WIB, kondisi ini tidak sepenuhnya buruk bagi investor. Dengan dividen Rp466,18 per saham, investor tetap meraih keuntungan karena penurunan harga tercatat hanya sekitar Rp400 per saham dari posisi cum dividen.

Pelemahan saham BMRI ini bertolak belakang dengan saham perbankan besar lainnya yang justru mencatatkan penguatan. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,28% ke Rp4.490, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 0,55% ke Rp3.650, sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) stagnan di level Rp8.275.

Meski terkoreksi, prospek saham BMRI masih dinilai menarik oleh sejumlah analis. Phintraco Sekuritas menetapkan harga wajar BMRI di level Rp6.325. Sementara itu, Verdhana Sekuritas dalam riset terbarunya tetap mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga optimistis di Rp7.600, mengasumsikan risk-free rate sebesar 6,5%.