logo
Ikuti Kami di:

Pendidikan Siber Perlu Didorong untuk Tangkal Bahaya Dunia Digital

Pendidikan Siber Perlu Didorong untuk Tangkal Bahaya Dunia Digital
Ilustrasi dunia digital. (Freepik)
Idham Nur Indrajaya12 Mei, 2025 02:06 WIB

JAKARTA - Meskipun generasi muda saat ini sangat akrab dengan teknologi digital, tidak berarti mereka terbebas dari ancaman yang tersembunyi di dunia maya. 

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, anak-anak dan remaja menghadapi berbagai risiko, mulai dari perundungan siber (cyberbullying), akses terhadap konten negatif, hingga penyalahgunaan data pribadi. Kehadiran teknologi canggih seperti Generative AI dan deepfake bahkan memperparah kondisi ini dengan menciptakan metode baru untuk menipu dan mengecoh para pengguna muda di ranah digital.

Teknologi kini telah menyatu dalam keseharian generasi muda. Di balik manfaatnya, terdapat potensi bahaya yang perlu diantisipasi bersama. Pemerintah pun mengambil langkah konkret melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan menerbitkan regulasi perlindungan anak di dunia maya.

Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Perlindungan Anak, yang membatasi akses anak terhadap platform digital tertentu. Kebijakan ini menjadi fondasi awal untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman.

Regulasi Saja Tak Cukup, Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Meski kehadiran regulasi menjadi langkah maju, perlindungan terhadap anak di ranah digital tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan pemerintah. Dibutuhkan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta, tenaga pendidik, komunitas, serta orang tua.

Adi Rusli, Country Manager Indonesia di Palo Alto Networks, menegaskan literasi digital yang kuat dan pendidikan siber yang menyeluruh harus menjadi prioritas nasional.

“Lebih dari sekadar investasi teknologi, framework pendidikan siber yang komprehensif merupakan fondasi bagi ketahanan nasional dan kesejahteraan Indonesia di masa depan,” jelas Adi melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia belum lama ini.

Ia menambahkan, pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan seputar keamanan digital. Pendidikan yang mencakup pemahaman tentang ancaman dunia maya dan cara menanganinya bisa menjembatani kesenjangan keahlian di bidang keamanan siber sekaligus melindungi generasi penerus bangsa.

Baca Juga: Kontroversi Tren Gambar Studio Ghibli via ChatGPT, Pendiri Studio Ghibli Pernah Kritik Soal AI

Peran Orang Tua: Garda Terdepan Keamanan Digital Anak

Peran orang tua sangat krusial dalam membimbing anak-anak menjelajahi dunia digital dengan aman. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan di rumah:

  • Amankan perangkat digital: Selalu perbarui sistem operasi dan aplikasi pada perangkat anak. Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk tiap akun.
  • Jadi contoh positif: Tunjukkan perilaku online yang etis dan bijak agar anak ikut meniru kebiasaan baik tersebut.
  • Ciptakan ruang digital yang sehat: Letakkan komputer atau perangkat digital di area keluarga, dan gunakan akun pengguna terbatas untuk anak.
  • Waspadai perubahan perilaku anak: Jika anak menunjukkan gejala seperti ketergantungan pada perangkat, perubahan emosi drastis, atau penurunan aktivitas fisik, bisa jadi ada hal tidak sehat yang terjadi di dunia maya.

Peran Sekolah dan Pendidik: Pendidikan Siber Sejak Dini

Lembaga pendidikan juga memegang peranan penting dalam menciptakan budaya digital yang aman dan bertanggung jawab. Beberapa cara yang dapat diterapkan di sekolah antara lain:

  • Ajarkan kebiasaan siber yang sehat (cyber hygiene): Siswa, guru, dan orang tua perlu diedukasi tentang cara menjaga keamanan data, mengenali email phishing, dan melindungi perangkat mereka.
  • Buka ruang diskusi terbuka: Dorong siswa untuk membicarakan pengalaman mereka di dunia maya, termasuk kesalahan yang pernah mereka lakukan, tanpa rasa takut atau malu.
  • Promosikan komunikasi yang aman: Gunakan kode atau “kata-kata aman” untuk memverifikasi keaslian pesan dan mencegah kasus penipuan digital.

Tips Keamanan Digital untuk Anak dan Remaja

Anak-anak dan remaja juga perlu dilibatkan aktif dalam menjaga keamanan digital mereka sendiri. Berikut beberapa kebiasaan baik yang bisa ditanamkan:

  • Selalu perbarui perangkat: Pembaruan sistem dan aplikasi penting untuk menghindari celah keamanan yang bisa dimanfaatkan peretas.
  • Gunakan kata sandi yang kuat dan unik: Gabungan beberapa kata acak lebih sulit diretas dan lebih mudah diingat.
  • Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA): Langkah ini memberikan lapisan keamanan tambahan terhadap akses ilegal.
  • Hati-hati saat berselancar di dunia maya: Hindari mengklik tautan mencurigakan atau membuka file dari sumber yang tidak jelas.
  • Laporkan aktivitas yang mencurigakan: Jika menemui konten atau interaksi mencurigakan, segera laporkan kepada orang dewasa atau melalui kanal resmi keamanan siber.

 

Inisiatif Palo Alto Networks: Edukasi Keamanan Digital Lewat Cyber Safe Kids

Sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan digital anak-anak, Palo Alto Networks meluncurkan program Cyber Safe Kids yang dirancang untuk mendidik keluarga, guru, dan siswa tentang praktik dunia maya yang aman.

Program ini mencakup materi pembelajaran interaktif, panduan dari para ahli, serta alat bantu yang bisa digunakan baik di rumah maupun sekolah. Kolaborasi antara Palo Alto Networks dengan Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS) juga menghasilkan program kesadaran digital untuk anak-anak dalam rangkaian kegiatan Perempuan Pelita Digital yang digelar pada acara Ignite on Tour Indonesia di bulan Februari lalu. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menghadapi ancaman digital yang terus berkembang.