logo
Ikuti Kami di:

Pendapatan dan Laba PTBA Beda Arah, Apa Kabar Dividen?

Pendapatan dan Laba PTBA Beda Arah, Apa Kabar Dividen?
Kawasan pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Alvin Bagaskara05 April, 2025 22:01 WIB

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid pada 2024, yakni sebesar Rp42,76 triliun, meningkat dari Rp38,84 triliun pada tahun sebelumnya. 

Kenaikan ini ditopang oleh lonjakan volume penjualan batu bara sebesar 16%, dari 37 juta ton pada 2023 menjadi 42,9 juta ton pada 2024. Tak hanya dari sisi penjualan, produksi batu bara juga mencetak rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan. 

Produksi mencapai 43,3 juta ton, naik dari 38,2 juta ton di tahun sebelumnya. Ekspor memberikan kontribusi signifikan dengan pertumbuhan 30%, mencapai 20,3 juta ton—setara 47% dari total penjualan—sementara pasar domestik menyerap sisanya.

Bila dirinci negara tujuan ekspor utama emiten bersandikan PTBA antara lain India (6,4 juta ton), Vietnam (naik 250% menjadi 3 juta ton), Thailand (naik 153% menjadi 1,6 juta ton), dan Malaysia (naik 221% menjadi 888,7 ribu ton).

Meski pendapatan meningkat, kinerja laba PTBA justru mengalami penurunan. Laba tahun berjalan turun dari Rp6,29 triliun menjadi Rp5,13 triliun, seiring dengan penurunan harga jual rata-rata batu bara serta meningkatnya beban pokok pendapatan. 

Sementara itu, laba bruto perseroan melemah dari Rp9,15 triliun menjadi Rp8,20 triliun, sementara laba usaha turun dari Rp7,20 triliun menjadi Rp5,65 triliun. Laba per saham juga terkoreksi dari Rp532 menjadi Rp444.

Dividen Mengikuti Tren Laba

Kinerja laba yang menurun dalam beberapa tahun terakhir turut memengaruhi kebijakan pembagian dividen PTBA. Dividen tahun 2024 belum diumumkan secara resmi, namun tren lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi tajam yang sejalan dengan dinamika pasar batu bara dan kondisi global.

Untuk tahun buku 2023, PTBA membagikan dividen sebesar Rp4,57 triliun atau Rp397,712 per saham. Jumlah tersebut setara dengan 75% dari laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp6,1 triliun. Kebijakan ini menunjukkan pendekatan moderat dibanding tahun-tahun sebelumnya, dengan tetap mempertahankan pembagian dividen tinggi meskipun laba mulai tertekan.

Dok/Alvin Pasza-TrenAsia

Puncak pembagian dividen terjadi pada 2022, saat perusahaan membagikan Rp7,91 triliun atau Rp688,52 per saham, dengan rasio 100%. Kinerja luar biasa tersebut dipengaruhi oleh lonjakan harga batu bara global akibat krisis energi dan perang Rusia-Ukraina.

Sebaliknya, pada 2021, dividen kas anjlok menjadi Rp835 miliar dengan dividen per saham Rp74,69 dan rasio pembagian hanya 35%. Hal ini mencerminkan dampak pandemi COVID-19 terhadap profitabilitas dan kehati-hatian perusahaan dalam menjaga likuiditas.

Selama 2018–2020, kebijakan dividen PTBA cenderung stabil, dengan nilai kas antara Rp3,3–Rp3,7 triliun dan dividen per saham sekitar Rp318–Rp339. Rasio pembagian berada di kisaran 75%–90%, mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan imbal hasil menarik bagi pemegang saham saat kondisi pasar relatif stabil.