Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Mudik lebaran menjadi ajang yang ditunggu masyarakat usai melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Namun kali ini masyarakat dihadapkan dengan beragam hal termasuk melemahnya daya beli yang menurun signifikan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan jumlah pemudik tahun ini mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia. Angka ini menunjukkan penurunan 24% dibandingkan proyeksi 193,6 juta pemudik pada Lebaran 2024.
Penurunan jumlah pemudik ini berdampak langsung pada perputaran uang selama periode Lebaran. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjuntak, memperkirakan perputaran uang selama Idulfitri 2025 mencapai Rp137,97 triliun. Jumlah ini turun 12,28% dibandingkan perputaran uang pada Lebaran 2024 yang mencapai Rp157,3 triliun.
Selain itu, maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penurunan daya beli masyarakat turut berkontribusi terhadap lesunya semangat mudik tahun ini. Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, masyarakat cenderung menunda atau bahkan membatalkan rencana mudik untuk menghemat pengeluaran.
Meskipun , pemerintah berupaya memfasilitasi masyarakat yang tetap ingin mudik dengan menyediakan program mudik gratis hingga diskon 2025.
Ami (28) mengaku mudik lebaran menjadi suatu hal yang wajib. Pasalnya sebagai anak rantau musim musik menjadi suatu hal yang dinantikan. "Intinya adalah sebagai anak rantau, mudik ini momentum yang saya tunggu-tunggu. Dan kalau misalnya enggak saat ini susah mengatur jadwal kerja dengan libur yang minim dengan keluarga lain," ungkap Ami kepada TrenAsia.com pada Kamis, 20 Maret 2025.
Perempuan asal Padang ini menjelaskan jika, dirinya memang sudah menabung untuk mudik lebaran dari 6 bulan sebelumnya. Serta dia merupakan pribadi yang suka membuat perencanaan keuangan per bulannya, untuk itu dia mengaku sudah mempersiapkannya dari lama.
Namun melihat ekonomi yang semakin tidak jelas membuatnya memutar otak bagaimana mengatasi kenaikan harga tiket dan konsumsi agar tidak kian membengkak. Salah satunya dengan cara berhemat dan menekan budget nongkrong.
Salah satu komponen pengeluaran yang Ami waspadai menjelang mudik adalah naiknya tiket pesawat. Ia mengaku bahwa meskipun pemerintah telah memberikan diskon namun tetap saja pesawat rute jakarta-padang tetap melambung tinggi.
Ami mensimulasikan bahwa jika di luar momen lebaran tiket rute Jakarta Padang dibanderol dengan harga paling tinggi Rp1,2 hingga Rp1,4 juta. Namun untuk di lebaran kali ini tiket keberangkatannya dari Jakarta menuju Padang memerlukan kocek Rp2 juta.
Rendi (32) pria asal Lampung, Sumatera ini mengatakan dirinya telah menyiapkan perencanaan keuangan dari 8 bulan sebelum hari raya Lebaran yang dikhususkan untuk dana mudik.
Salah satu pegawai digital marketing di perusahaan swasta Jakarta mengaku, perencanaan keuangan yang dikelolanya mencangkup banyak orang.
"Saya bisa dibilang generasi sandwich, jadi memang harus menabung dan perencanaan keuangan yang matang agar tidak boncos," sebutnya.
Sehingga meskipun ekonomi sedang tidak baik baik saja, perencanaan keuangannya sudah disiapkan dengan gaji yang ia peroleh saat ini.
Cerita lain datang dari Zahra (26) perempuan asal Makassar ini memilih untuk melakukan mudik setelah lebaran. Hal ini dikarenakan harga tiket yang menurutnya tetap saja melambung meskipun ada diskon.
Serta dirinya mengaku memang tidak membuat perencanaan keuangan khusus untuk mudik dikarenakan harus menutupi kebutuhan sehari-harinya. Keuangan sehari-harinya hanya cukup untuk bertahan hidup dan sangat mepet untuk menabung.
"Kesalahan saya adalah tidak membuat perencanaan keuangan khusus untuk mudik sehingga saat ekonomi naik turun seperti saya harus mementingkan kebutuhan sehari-hari dulu daripada harus mudik,"katanya.