logo
Ikuti Kami di:

Mengenal Agrinas, Kendaraan Prabowo Menuju Ketahanan Pangan

Mengenal Agrinas, Kendaraan Prabowo Menuju Ketahanan Pangan
Agrinas
Muhammad Imam Hatami26 Maret, 2025 15:01 WIB

JAKARTA - Agrinas (Agro Industri Nasional) merupakan perusahaan yang lahir dari transformasi tiga BUMN Karya, yaitu PT Virama Karya, PT Yodya Karya, dan PT Indra Karya. Ketiga perusahaan ini sebelumnya bergerak di sektor konstruksi dan konsultansi. 

Namun mereka kini beralih ke sektor perikanan, perkebunan, dan pangan sebagai bagian upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Perubahan ini merupakan bagian dari repurposing BUMN Karya untuk mendukung swasembada pangan yang menjadi prioritas pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto. 

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp8 triliun dalam APBN untuk mendukung transformasi ini. Dana tersebut sudah dialokasikan dalam skema below the line APBN sebagai investasi, namun pelaksanaannya masih menunggu persetujuan dari DPR. 

Namun kabar tersebut terbantahkan setelah Agrinas dipastikan akan menerima investasi dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang bertindak sebagai induk perusahaan. 

"Agrinas akan menjadi bagian dari Danantara. Jadi, (PMN) itu mungkin tidak dari Kementerian Keuangan, tetapi nanti kita lihat dari dividen yang kita terima dari BUMN ini," ungkap CEO Danantara, Rosan Roeslani, kala mengumumkan struktur kepengurusan Danantara, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.

Pemerintah menegaskan, pendanaan Agrinas bukan dari Kementerian Keuangan, namun berasal dari dividen BUMN sehingga tidak membebani APBN secara langsung. Pemerintah telah mengarahkan Danantara untuk menyelaraskan program Agrinas dengan visi penciptaan lapangan kerja dan penguatan sektor pangan nasional.

"Kami analisa dan sesuai kriteria kami. Danantara sebagai induk Agrinas, akan menyelaraskan semua kegiatan agar sesuai dengan visi misi pencipta lapangan kerja," tambah Rosan.

Dalam struktur barunya, tiga BUMN Karya yang bergabung ke dalam Agrinas mengalami perubahan nama sesuai dengan sektor bisnisnya. PT Virama Karya kini menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara yang fokus di sektor perikanan. PT Yodya Karya berubah menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara yang bergerak di sektor pangan. 

Sementara PT Indra Karya bertransformasi menjadi PT Agrinas Palma Nusantara yang berfokus pada sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit. Berikut adalah profil perusahaan yang tergabung dalam Agrimas:

PT Agrinas Jaladri Nusantara

PT Agrinas Jaladri Nusantara sebelumnya dikenal sebagai PT Virama Karya yang berdiri sejak 1961. Perusahaan ini awalnya berperan sebagai konsultan konstruksi, namun kini fokus pada industri perikanan.

Layanannya mencakup konsultansi teknik dan manajemen di sektor perikanan, studi pendahuluan, studi kelayakan, serta pengawasan dan evaluasi proyek perikanan. Pada tahun 2019, perusahaan ini mencatat pendapatan Rp446,561 miliar dengan laba bersih Rp24,724 miliar serta total aset mencapai Rp459,280 miliar.

PT Agrinas Pangan Nusantara

PT Agrinas Pangan Nusantara, yang sebelumnya bernama PT Yodya Karya, juga mengalami perubahan signifikan. Didirikan pada tahun 1948 sebagai NV Architectenbureau Job en Sprey, perusahaan ini mengalami nasionalisasi pada tahun 1958 dan berubah status menjadi BUMN pada 1961. 

Awalnya bergerak di bidang konsultansi konstruksi dan pengembangan properti, kini perusahaan ini beralih ke sektor pertanian. PT Agrinas Pangan Nusantara menyediakan layanan konsultansi di bidang pertanian, penyusunan rancangan dan rekayasa, serta pengembangan sektor pangan nasional. 

Pada tahun 2020, perusahaan ini mencatat pendapatan Rp334,008 miliar dengan laba bersih Rp30,105 miliar, total aset Rp575,723 miliar, dan total ekuitas Rp256,598 miliar.

PT Agrinas Palma Nusantara

Sementara itu, PT Agrinas Palma Nusantara berasal dari PT Indra Karya yang memiliki sejarah panjang sejak 1961. Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang ketenagalistrikan sebelum beralih ke konsultansi konstruksi pada tahun 1970. 

Setelah mengalami beberapa transformasi bisnis, pada bulan Januari 2025, PT Indra Karya resmi berganti nama menjadi PT Agrinas Palma Nusantara dan mulai berfokus pada sektor perkebunan, terutama pengelolaan kelapa sawit. 

Perusahaan ini juga menangani pengelolaan lahan sawit yang diserahkan oleh Kejaksaan Agung akibat kasus hukum, dengan luas mencapai 221.000 hektare. Fokus utamanya adalah pengembangan biofuel dan biodiesel sebagai energi hijau alternatif. 

Pada tahun 2022, PT Agrinas Palma Nusantara mencatat pendapatan Rp215,6 miliar dengan laba bersih Rp18,65 miliar serta total aset sebesar Rp332,08 miliar. Transformasi tiga BUMN Karya mencerminkan langkah pemerintah dalam memperkuat sektor pangan nasional. 

Dengan penyelarasan program Agrinas dengan visi Danantara, diharapkan perusahaan ini dapat berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas sektor pangan, serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang.