logo
Ikuti Kami di:

Mau Salat Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal? Simak Infonya

Mau Salat Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal? Simak Infonya
Ilustrasi salat idulfitri di Masjid Istiqlal (kemenag.go.id)
Distika Safara Setianda29 Maret, 2025 09:09 WIB

JAKARTA – Idulfitri adalah hari yang sangat dinantikan oleh umat Islam setelah menjalani puasa Ramadan selama sebulan penuh. Pada hari tersebut, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat Idulfitri atau yang juga dikenal sebagai salat Ied.

Masjid Istiqlal, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara akan menggelar salat Idulfitri 1446 H. Salat Idulfitri tingkat kenegaraan akan dilaksanakan pada 1 Syawal, namun penetapannya masih menunggu hasil sidang isbat.

Pada pelaksanaan salat Idulfitri tingkat kenegaraan di Masjid Istiqlal, Prof. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, Guru Besar UIN Jakarta, akan bertindak sebagai khatib—menyampaikan khutbah untuk jamaah yang hadir. Salat dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai selesai. 

“Mari kita ‘Merawat Kemabruran Puasa’ dan mempererat silaturahmi di hari yang suci ini. Semoga ibadah kita diterima dan membawa keberkahan,” tulis @kemenag_ri dalam Instagram.

Sedangkan untuk penetapan tanggal pelaksanaan salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah, masih harus menunggu keputusan yang didasarkan pada hasil sidang isbat yang akan diselenggarakan oleh Kemenag. Sidang isbat tersebut dijadwalkan pada Sabtu, 29 Maret 2025.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H yang berlangsung di kantor pusat Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta.

“Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” jelas Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.

Informasi Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H

  • Agenda: Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H
  • Hari/Tanggal: Sabtu, 29 Maret 2025
  • Waktu: Pukul 17.00 WIB – Selesai
  • Lokasi: Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta

Pemakaian metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawal adalah bagian dari pelaksanaan ajaran Islam. Abu Rokhmad menjelaskan hal ini sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Dalam fatwa tersebut, disebutkan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI melalui Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Menurut perhitungan hisab atau astronomi, ijtimak atau konjungsi akan terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57.58 WIB. Berdasarkan data astronomi, saat matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan berada antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

Di sisi lain, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar juga mengungkapkan penetapan 1 Syawal kemungkinan besar akan sejalan dengan perhitungan hisab yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan Muhammadiyah telah menetapkan lebaran tahun ini berpotensi jatuh pada 31 Maret 2025.

“Dari segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini stigma lah, artinya dicukupkan 30 hari bulan Suci Ramadan, dan dengan demikian lebarannya tanggal 31,” kata Nasaruddin Umar.

Namun, dia menekankan kepastian tersebut masih harus menunggu hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan pada 29 Maret 2025.