Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Setelah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menuntaskan pembagian dividen tunai kepada para pemegang sahamnya. Kini giliran dua bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), bersiap menyusul dengan jadwal cum date yang jatuh pada pekan depan.
Mengacu pada data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BBNI dan BBTN akan memasuki periode cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada Senin, 14 April 2025. Tanggal ini menjadi batas akhir bagi investor yang ingin membeli saham dan tetap mendapatkan hak atas pembagian dividen.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan membagikan dividen tunai senilai total Rp13,95 triliun, atau Rp374 per saham. Ini menjadi pembagian dividen tertinggi sepanjang sejarah BBNI, mengalahkan rekor tahun sebelumnya sebesar Rp280,49 per saham.
Dividen ini setara 65% dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp21,46 triliun, sesuai hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Maret 2025. Sisa laba sebesar Rp7,51 triliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan dan mendukung ekspansi bisnis perseroan.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga akan membagikan dividen tunai dengan nilai total Rp751,8 miliar, setara Rp53,57 per saham. Jumlah ini merepresentasikan 25% dari laba bersih 2024 yang mencapai Rp3,007 triliun.
Pembagian dividen ini telah disepakati dalam RUPST, di mana BTN menyampaikan bahwa distribusi dividen terbagi atas dua kelompok utama: pemerintah selaku pemegang saham mayoritas (60%), dan publik (40%).
Dengan pembagian dividen dari BBNI dan BBTN ini, gelombang pembagian keuntungan oleh bank-bank BUMN ke para pemegang saham memasuki babak lanjutan. Setelah BRI dan Mandiri mencatat distribusi dividen jumbo, giliran BNI dan BTN memberikan hasil manis atas kinerja positif sepanjang tahun 2024.