Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA – Timnas Indonesia menghadapi tantangan besar di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Zona Asia. Skuad Garuda bertandang ke Australia pada 20 Maret 2025 dengan catatan sejarah baru karena memiliki market value lebih tinggi dibandingkan Socceroos.
Situasi ini tergolong langka, mengingat secara tradisional Australia selalu memiliki nilai pasar lebih tinggi. Lonjakan market value Timnas Indonesia tak lepas dari kehadiran pemain diaspora yang berkarier di Eropa. Mees Hilgers (FC Twente) menjadi pemain termahal dengan nilai 9 juta euro.
Emil Audero memiliki nilai 5 juta euro, sementara Kevin Diks 4,5 juta euro. Performa impresif mereka di level klub turut berkontribusi terhadap peningkatan nilai pasar skuad Garuda. Saat ini, Indonesia menjadi tim dengan market value tertinggi kedua di Grup C, hanya kalah dari Jepang yang mencapai Rp5,4 triliun.
Berdasarkan data Transfermarkt, nilai pasar skuad Garuda mencapai 36,57 juta euro atau Rp648 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Australia yang hanya 25,5 juta euro atau Rp434,8 miliar. Timnas Indonesia membawa 29 pemain, sementara Australia hanya memanggil 23 pemain dalam skuadnya.
Sebaliknya, market value Australia mengalami penurunan akibat absennya pemain kunci seperti Harry Souttar, Jordan Bos, dan Riley McGree karena cedera. Ketiga pemain ini memiliki nilai gabungan 13,5 juta euro yang seharusnya bisa mendongkrak market value Australia. Pemain termahal Socceroos saat ini adalah Aiden O'Neill (Standard Liège) dengan nilai 3 juta euro.
Meski unggul dalam market value, Indonesia masih tertinggal dari Australia dalam peringkat FIFA. Socceroos saat ini berada di peringkat ke-26 dunia, sedangkan Indonesia menempati posisi ke-127. Pengalaman internasional juga menjadi faktor pembeda antara kedua tim, mengingat Australia lebih sering tampil di turnamen besar.
Selain itu, kualitas kompetisi domestik juga memberikan keunggulan bagi Australia. A-League memiliki standar lebih baik dibandingkan Liga 1 Indonesia. Meski beberapa pemain Indonesia bermain di luar negeri, sebagian besar belum punya pengalaman di level tertinggi dalam jangka waktu lama. Faktor ini bisa menjadi kendala bagi Timnas Indonesia saat menghadapi Australia.
Secara angka, Indonesia unggul dalam market value berkat pemain diaspora yang bermain di Eropa. Namun, faktor seperti peringkat FIFA, pengalaman di turnamen besar, serta level kompetisi membuat Australia tetap menjadi favorit dalam pertandingan ini.
Bagi Indonesia, laga ini menjadi ujian sejauh mana peningkatan kualitas skuad dapat bersaing dengan tim besar Asia. Jika mampu memanfaatkan celah akibat absennya pemain kunci Australia, skuad Garuda berpeluang menciptakan kejutan di Sydney. Saat ini, Australia menempati posisi kedua dengan 7 poin, sementara Indonesia berada tepat di bawahnya dengan selisih satu poin saja.
Pertandingan Australia melawan Timnas Indonesia akan digelar di Sydney Football Stadium pada Kamis (20/3/2025) pukul 16.10 WIB. Laga ini menjadi kesempatan penting bagi kedua tim yang tengah bersaing ketat di Grup C. Bagi para penggemar yang ingin menyaksikan laga ini, siaran langsung tersedia di RCTI dan live streaming di Vision+. Jangan lewatkan momen seru saat Timnas Indonesia berjuang di laga krusial ini!