Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA – Tren investasi logam mulia yang terus meningkat belakangan ini membuat perhatian publik kembali tertuju pada salah satu produsen emas dan nikel terbesar di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Antam salah satu BUMN tambang di Indonesia memiliki sejumlah wilayah operasi strategis yang tersebar di berbagai provinsi. Keberadaan tambang-tambang ini menjadi pilar utama dalam mendukung kinerja perusahaan dan menyediakan bahan baku untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
Pongkor, Jawa Barat
Tambang emas di Pongkor, Jawa Barat merupakan salah satu tambang emas bawah tanah milik Antam yang sudah beroperasi sejak 1994.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau.
Pada urat emas Ciurug ANTAM menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Setelah bijih emas ditambang, bijih emas kemudian diolah melalui beberapa proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro winning dan casting untuk memproduksi bullion/dore.
Limbah dari pabrik diolah di pabrik detoksifikasi untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0,5 ppm. Setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing backfill system dengan kombinasi semen.
Cibaliung, Banten
Tambang selanjutnya ada di Cibaliung, Banten. Ini merupakan salah satu tambang emas bawah tanah milik Antam yang sudah beroperasi sejak 1994. Lokasi ini sebelumnya dikelola oleh PT Cibaliung Sumberdaya dan kini menjadi bagian dari portofolio tambang emas Antam.
Produksi bijih emas dari Cibaliung diolah melalui proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro winning dan casting untuk menghasilkan dore bullion. Dore bullion kemudian dikirimkan ke UBPP Logam Mulia di Jakarta untuk dimurnikan menjadi emas Logam Mulia Antam, yang memiliki standar kemurnian internasional 999,9 dan sertifikasi LBMA.
Pada akhir tahun 2023, total cadangan nikel konsolidasian ANTAM tercatat sebesar 489,79 juta wet metric ton (wmt) yang terdiri dari 103,17 juta wmt bijih limonit dan 386,62 juta wmt bijih saprolit. Posisi total cadangan bijih nikel ANTAM pada akhir 2023 tumbuh 6% dibandingkan posisi cadangan nikel pada tahun 2022 sebesar 461,84 juta wmt.
Pertumbuhan cadangan nikel konsolidasian ANTAM merupakan pendetailan dari sumberdaya kategori terukur dan tertunjuk sejalan dengan pertumbuhan kapasitas operasi pabrik feronikel, inisiatif hilirisasi EV Battery serta outlook penjualan bijih nikel Perusahaan.
Sementara itu, sumber daya nikel konsolidasian ANTAM pada tahun 2023 tercatat sebesar 1.309,05 juta wmt yang terdiri dari 481,66 juta wmt sumberd aya bijih limonit dan 827,39 juta wmt bijih saprolit.
Jika dibandingkan dengan posisi total sumberdaya pada akhir 2022, tercatat sumberdaya nikel tahun 2023 mencapai 99% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 1.310,06 juta wmt.
Lapisan deposit bijih nikel ANTAM umumnya tidak terlalu dalam. Lapisan bijih nikel, untuk komoditas nikel terdiri dari komoditas feronikel dan biji nikel, Antam memiliki cadangan besar yang tersebar di kawasan Indonesia timur, terutama:
Pomalaa, Sulawesi Tenggara
Pomalaa merupakan kawasan tambang nikel tertua milik Antam dan menjadi lokasi strategis untuk pengolahan bijih nikel laterit menjadi feronikel. Di sini juga akan dibangun pabrik HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang menjadi bagian dari hilirisasi nikel nasional.
Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara
Tanjung Buli adalah lokasi pertambangan nikel yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Maluku Utara. Tambang ini berperan penting dalam mendukung suplai bahan baku untuk proyek-proyek hilirisasi nikel berbasis baterai kendaraan listrik (EV battery).
Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara
Selain Tanjung Buli, Antam juga memiliki tambang nikel di Pulau Gebe yang sempat menjadi salah satu pusat produksi nikel sejak era 1970-an.
Kolaka, Sulawesi Tenggara
Wilayah ini menjadi salah satu penghasil nikel laterit utama yang digunakan untuk keperluan ekspor dan program hilirisasi nasional. Kolaka juga menjadi target pengembangan smelter untuk meningkatkan nilai tambah bahan tambang dalam negeri.
Dengan tambang emas dan nikel yang tersebar di berbagai wilayah strategis, PT Antam Tbk terus memainkan peran vital dalam industri pertambangan nasional, sekaligus menjadi motor penggerak hilirisasi mineral di Indonesia.
PT Gag Nikel Papua
PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan PT Antam, Tbk yang bergerak di bidang usaha pertambangan nikel di Pulau Gag, Papua Barat. Awalnya, kepemilikan saham mayoritas PT Gag Nikel dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd) sebesar 75% dan PT. Antam Tbk. sebesar 25%.
Namun sejak 2008 PT. Antam Tbk. berhasil mengakuisisi semua saham PT. Asia Pacific Nickel Pty. Ltd, sehingga pada tahun 2008, PT. Gag Nickel sepenuhnya dikendalikan oleh PT. Antam Tbk.
Sekadar informasi, aktivitas penambangan bijih nikel ANTAM dilakukan secara selective mining dengan metode penambangan terbuka yang menghasilkan bijih nikel kadar tinggi dan rendah.
Produksi bijih nikel diperuntukkan sebagai umpan bijih pabrik feronikel di Kolaka serta dijual untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Bijih nikel yang telah ditambang selanjutnya akan mengalami proses pengeringan alami (sun drying) serta proses penyaringan bijih untuk menghasilkan bijih nikel sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Selanjutnya bijih nikel akan diangkut dengan belt conveyor ke tempat penyimpanan stok (stock pile) untuk kemudian diangkut ke pabrik feronikel atau dijual kepada konsumen domestik.