Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali meraup keuntungan dari investasinya di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, BBRI mengumumkan pembagian dividen sebesar 85% dari laba bersih tahun buku 2024, atau senilai Rp51,74 triliun.
Berdasarkan keputusan RUPST, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham setara dengan Rp345 per lembar saham. Dari jumlah tersebut, perseroan telah lebih dahulu membayarkan dividen interim sebesar Rp135 per lembar saham, sehingga dividen final yang akan diterima pemegang saham adalah Rp208,40 per lembar saham.
Lo Kheng Hong, yang memiliki 64,63 juta lembar saham BBRI, akan menerima dividen final sebesar Rp13,55 miliar. Pria yang dijuluki "Warren Buffett Indonesia" ini bahkan hadir dalam RUPST hari ini. Namun, ia tidak mengungkapkan secara pasti kapan mulai mengakumulasi saham BBRI.
Jika mengacu pada harga penutupan perdagangan hari ini di level Rp3.610 per saham, nilai kepemilikan saham BBRI milik Lo Kheng Hong diperkirakan mencapai Rp233,33 miliar. Saat ditanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengakumulasi saham BBRI, Lo Kheng Hong mengaku tidak memerlukan waktu lama karena saham perbankan ini tergolong likuid.
Meskipun saham BBRI mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir, pelemahan ini dinilai tidak mencerminkan fundamental perseroan. Tak heran, BBRI tetap menjadi pilihan utama bagi para investor, termasuk Lo Kheng Hong, yang dikenal dengan strateginya dalam berinvestasi pada saham-saham undervalued dengan prospek jangka panjang.
Sementara itu, berdasarkan konsensus analis Bloomberg, mayoritas analis masih menyarankan beli saham BBRI. Dari 37 analis, sebanyak 30 analis merekomendasikan beli, enam analis menyarankan tahan, dan hanya satu analis yang merekomendasikan jual.
Penurunan harga saham saat ini membuat saham BBRI semakin menarik. Pasalnya, target harga saham BBRI dari konsensus analis berada di Rp4.863 per saham. Ini berarti, jika membeli saham BBRI saat ini, investor masih berpeluang memperoleh keuntungan sebesar 30,73% dari harga saat ini.
Asal tahu saja, kinerja BBRI sepanjang tahun 2024 menunjukkan ketahanan yang kuat meskipun menghadapi tantangan ekonomi global. BBRI berhasil mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp137,40 triliun.
Penyaluran kredit BRI juga tumbuh positif dengan total kredit dan pinjaman syariah mencapai Rp 1.348,21 triliun, meningkat 7,98% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.248,51 triliun. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM berkontribusi besar dengan total penyaluran mencapai Rp 1.110,37 triliun, mempertegas komitmen BRI dalam mendukung sektor usaha kecil dan menengah.
Dari sisi kualitas aset, BRI berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 2,94%, sementara NPL net tercatat sebesar 0,75% per Desember 2024. Rasio NPL coverage BRI pun mencapai 215,01%, mencerminkan tingkat mitigasi risiko yang kuat.
Sementara itu, BRI juga mencatatkan pertumbuhan dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), yang mencapai Rp1.365,45 triliun. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mendominasi dengan persentase 67,30%, menunjukkan efisiensi dalam struktur pendanaan.
Secara keseluruhan, aset BRI tumbuh 1,42% yoy menjadi Rp1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024. Dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan strategi bisnis yang terarah, BRI tetap menjadi salah satu bank terbesar dan paling stabil di Indonesia, memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.