logo
Ikuti Kami di:

Konsumsi BBM Saat Lebaran 2025 Turun, Imbas Sepinya Pemudik

Konsumsi BBM Saat Lebaran 2025 Turun, Imbas Sepinya Pemudik
ilustrasi spbu
Debrinata Rizky11 April, 2025 23:02 WIB

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Ramadan dan Idulfitri (RAFI) 1446 H atau 2025 mencatat penurunan realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) selama momentum arus mudik hingga arus balik dibandingkan periode sama tahun 2024.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, jumlah pemudik menjadi salah satu faktor yang mendorong penurunan konsumsi BBM ini.

"Salah satu yang kami temukan, bahwa jumlah pemudik sekarang dibandingkan tahun lalu itu turun. Jadi salah satu angka yang kemungkinan ada korelasinya," ungkap Dadan saat konferensi pers, penutupan Satgas RAFI di Jakarta pada Jumat, 11 April 2025.

Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka ini turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Kemudian alasan lain yaitu kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. Hal ini terlihat dari lonjakan kendaraan listrik dan jumlah transaksi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Adapun penggunaan kendaraan listrik (EV) roda empat untuk mudik secara nasional selama periode Satgas mencapai 19.852 unit atau meningkat 460% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Jumlah SPKLU mencapai 3.558 unit atau meningkat 274%, sementara transaksi di SPKLU meningkat 490%, yaitu 17.192 transaksi pada ruas tol dan 66.596 transaksi pada ruas non tol, serta pertumbuhan charging listrik sebesar 2.029.889 kWh (581%).

Berdasarkan data BPH Migas, konsumsi harian BBM selama Satgas RAFI 2025 dibandingkan konsumsi harian naik sebesar 7 persen dibandingkan kondisi normal. sementara gasoil menurun sebesar 19%.

Namun jika dibandingkan penyaluran BBM pada periode Satgas RAFI 2024, secara umum mengalami penurunan, dengan rincian penyaluran gasoline turun 6%, Avtur turun 4%, dan kerosene turun 9%. Sedangkan penyaluran gasoil naik 11%.

Jika dirinci lebih lanjut, volume penjualan gasoline atau bensin menurun dari 105.081 KL per hari di tahun lalu, menjadi 103.843 KL.

Kemudian yang untuk produk gasoil atau solar dan turunannya, realisasi tahun lalu 40.155 KL, tetapi tahun ini turun menjadi 38.757 KL per hari. Lalu produk kerosene di Indonesia Timur, realisasi tahun lalu 1.389 KL, tahun ini 1.366, KL per hari.

Selain itu, konsumsi avtur secara nasional juga turun, dari realisasi tahun lalu 12.501 KL, menjadi 12.160 KL per hari pada tahun ini.