logo
Ikuti Kami di:

Jurus BSDE Genjot Marketing Sales Rp10 Triliun, Target Saham Menarik

Jurus BSDE Genjot Marketing Sales Rp10 Triliun, Target Saham Menarik

Rumah tapak mewah di BSD City milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dari Grup Sinarmas / Bsdcity.com

undefined
Alvin Pasza Bagaskara12 Maret, 2025 20:31 WIB

JAKARTA – PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menetapkan target prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp10 triliun pada tahun 2025, meningkat 2,88% dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp9,72 triliun. Dalam upaya mencapai target tersebut, perseroan akan mengandalkan segmen residensial sebagai pilar utama pertumbuhan.

Direktur BSDE Hermawan Wijaya menyatakan optimisme terhadap pasar properti di tengah berbagai tantangan ekonomi. Ia menegaskan bahwa peluncuran produk baru di BSD City serta proyek-proyek perusahaan patungan seperti Nava Park dan Hiera akan menjadi faktor kunci dalam menarik minat konsumen.

“Kami optimistis bahwa peluncuran produk baru di BSD City serta proyek perusahaan patungan seperti Nava Park dan Hiera akan terus menarik minat pasar. Selain itu, perkembangan infrastruktur dan ekspansi industri di wilayah sekitar proyek kami, seperti Grand Wisata dan Kota Wisata, turut memperkuat daya tarik hunian yang kami tawarkan," ujar Hermawan dalam keterangan resminya, 11 Maret 2025.

Strategi Peningkatan Prapenjualan

BSDE menargetkan 51% pendapatan pada 2025 bersumber dari segmen residensial, diikuti 34% dari segmen komersial, dan sisanya 15% dari kategori lainnya. BSD City sebagai proyek utama diproyeksikan menyumbang prapenjualan terbesar di semua segmen.

“Pada segmen residensial, BSD City diperkirakan meraup prapenjualan sebesar Rp1,8 triliun atau sekitar 18% dari total target prapenjualan Rp10 triliun,” tambahnya.

Sementara itu, segmen komersial yang mencakup kavling, apartemen, dan rumah toko ditargetkan meraih Rp1,7 triliun atau 17% dari total prapenjualan. Proyek Grand Wisata dan Kota Wisata juga diharapkan menjadi penyumbang utama terhadap total pencapaian BSDE tahun ini.

Hermawan menyoroti bahwa perkembangan industri di wilayah timur Jakarta serta peningkatan konektivitas infrastruktur di selatan Jakarta akan menjadi faktor pendukung utama dalam mendorong permintaan di Grand Wisata dan Kota Wisata.

Dampak Akuisisi dan Insentif Pemerintah

Selain strategi internal, BSDE juga mengandalkan ekspansi melalui akuisisi. Akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) pada 2024 diperkirakan akan memberikan tambahan kontribusi prapenjualan dari tiga proyek utama SMDM, yaitu Rancamaya, Royal Tajur, dan Harvest City. Ketiga proyek ini diproyeksikan menyumbang sekitar 3% dari total target prapenjualan BSDE pada 2025.

Di sisi lain, Hermawan menilai bahwa kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) yang diperpanjang hingga akhir 2025 memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri properti, terutama sejak diberlakukan pada November 2023. Insentif ini turut meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya bagi segmen rumah tapak dan apartemen.

“Kami percaya bahwa insentif ini akan terus mendorong pertumbuhan industri properti nasional di tahun depan. Selain itu, strategi kolaborasi melalui skema perusahaan patungan juga menjadi faktor kunci dalam mempercepat pengembangan cadangan lahan, termasuk kontribusi dari akuisisi SMDM yang menambah portofolio kami di sektor hunian,” pungkas Hermawan.

Target Harga Saham BSDE

Seiring prospek bisnis perseroan, BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga saham BSDE di level Rp1.550. Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh menyebutkan bahwa target tersebut didasarkan pada discount to RNAV (revalued net asset value) sebesar 67%, yang menyiratkan P/BV (price to book value) 2025 sebesar 0,7x.

“Harga saat ini mencerminkan diskon RNAV yang menarik sebesar 81% dibandingkan rata-rata historis lima tahun sebesar 71%. Selain itu, marketing sales BSDE juga dinilai lebih baik dibandingkan sebelum pandemi,” tulis Ismail dalam risetnya.

BRI Danareksa Sekuritas juga mencatat bahwa kontribusi terbesar terhadap prapenjualan BSDE berasal dari BSD City, Grand Wisata Bekasi, dan Kota Wisata Cibubur. Selain itu, peningkatan konektivitas infrastruktur seperti LRT Jabodebek dinilai turut berkontribusi pada pertumbuhan penjualan di kawasan-kawasan tersebut.

Dengan berbagai strategi ekspansi, kolaborasi, serta dukungan regulasi yang menguntungkan, BSDE optimistis dapat merealisasikan target ambisius prapenjualannya di tahun 2025. Pasar properti yang dinamis serta peningkatan daya beli konsumen menjadi faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan bagi perseroan.