logo
Ikuti Kami di:

Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Anjlok Signifikan, PHK Jadi Biang Keladinya

Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Anjlok Signifikan, PHK Jadi Biang Keladinya
Muhammad Imam Hatami01 April, 2025 22:13 WIB

JAKARTA - Jumlah pemudik Lebaran 2025 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pemudik tahun ini mencapai 146,48 juta orang, turun 24% dari 193,6 juta orang pada 2024. 

Fenomena ini memicu berbagai tanggapan, termasuk dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhaimin Iskandar. Ia menegaskan, pemerintah telah berupaya memberikan stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat, namun berbagai faktor global dan domestik tetap menjadi tantangan.

“Ya, stimulus sudah terus dikeluarkan. Bantuan-bantuan langsung kita percepat, termasuk berbagai skenario sudah disiapkan,” jelas Muhaimin kala memberikan keterangannya di Jakarta, Selasa, 1 April 2025.

Muhaimin menjelaskan bahwa kondisi ekonomi dunia, terutama kebijakan moneter Amerika Serikat yang berdampak pada nilai tukar rupiah dan inflasi, turut memengaruhi kemampuan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik. 

Menanggapi kondisi ini, Muhaimin Iskandar mengajak masyarakat, pemerintah, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan ekonomi. 

Penurunan jumlah pemudik juga tercermin dalam perputaran uang selama Lebaran. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memperkirakan total transaksi Lebaran tahun ini mencapai Rp137,975 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp157,3 triliun pada 2024. Kadin menilai penurunan angka ini sebagai cerminan melemahnya daya beli masyarakat akibat tekanan ekonomi yang berkepanjangan.

PHK Jadi Biang Keladinya

Menurut Eko Listiyanto, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), pelemahan daya beli juga dipicu oleh lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di awal 2025. 

Data Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menunjukkan bahwa 60.000 pekerja di 50 perusahaan terdampak PHK, dengan 18.610 kasus terjadi hanya dalam periode Januari-Februari 2025. 

‘’Masyarakat banyak yang mengalami kesulitan biaya untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman,’’ ungkap Eko dalam keterangan persnya, di Jakarta, dikutip Selasa, 1 April 2025.

Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga menunjukkan tren pelemahan. Pada Januari 2025, IKK turun 0,4%, mengindikasikan berkurangnya optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi.

Hal ini turut berdampak pada transaksi di berbagai sektor selama Ramadan dan Lebaran. Perputaran uang tunai juga mengalami penurunan signifikan. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa dari total Rp180,9 triliun uang layak edar (ULE) yang disiapkan untuk periode Lebaran, hanya Rp67,1 triliun atau 37% yang terserap oleh masyarakat. 

Puncak penukaran uang terjadi pada minggu keempat Ramadan, tetapi angkanya tetap lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan adanya berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat, turunnya jumlah pemudik pada Lebaran 2025 menjadi indikasi bahwa tekanan ekonomi global dan domestik masih berdampak signifikan pada kesejahteraan rakyat. 

Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini agar tahun-tahun mendatang masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan kondisi ekonomi yang lebih baik.