Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Minat masyarakat terhadap investasi terus meningkat, terlebih di tengah gejolak ekonomi global dan naik-turunnya nilai tukar rupiah. Dua pilihan yang kerap diperbandingkan adalah emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan saham Antam itu sendiri.
Meski berasal dari entitas yang sama, keduanya menawarkan karakteristik dan potensi keuntungan yang berbeda. Hal ini juga menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian global saat ini. Lalu, mana yang lebih baik: emas Antam atau saham berkodekan ANTM?
Sepanjang satu tahun terakhir, emas batangan Antam menunjukkan performa yang mengesankan. Harga logam mulia ini melejit hingga 37,10% dari posisi Rp1.299.000 per gram pada April 2024 menjadi Rp1.781.000 per gram pada Minggu pagi, 6 April 2025.
Bahkan, pada 3 April 2025, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level Rp1.836.000 per gram. Kenaikan signifikan ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi instrumen andalan untuk melindungi nilai kekayaan dari inflasi maupun ketidakpastian global.
Berbanding terbalik, harga saham ANTM justru stagnan. Pada penutupan perdagangan 27 Maret 2025, harga saham tercatat Rp1.635 per saham, tidak mengalami perubahan dari posisi setahun sebelumnya. Tidak ada capital gain yang didapat investor dalam periode tersebut, meskipun sentimen pasar terhadap komoditas emas tengah positif.
Meski tidak mengalami kenaikan harga, saham Antam tetap memberikan keuntungan dalam bentuk dividen. Untuk tahun buku 2023, Antam membagikan dividen tunai sebesar Rp128,07 per saham yang dibayarkan pada Juni 2024.
Dengan harga saham Rp1.635, dividend yield yang diterima investor mencapai sekitar 7,83%, cukup menarik di tengah stagnasi harga. Sementara itu, emas batangan tidak menghasilkan dividen, namun memberikan keuntungan dari kenaikan harga.
Emas juga dikenal lebih stabil dan minim risiko, karena tidak bergantung pada kinerja korporasi atau gejolak pasar modal. Emas cocok dijadikan instrumen lindung nilai (hedging), terutama dalam jangka panjang.
Di sisi lain, saham lebih rentan terhadap fluktuasi karena dipengaruhi berbagai faktor eksternal dan internal perusahaan. Tercatat, laba bersih Antam hingga kuartal III 2024 mengalami penurunan menjadi Rp2,2 triliun dari Rp2,84 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baik emas maupun saham Antam memiliki keunggulan masing-masing. Emas Antam menawarkan stabilitas dan potensi capital gain yang kuat dalam jangka panjang, sementara saham Antam memberikan peluang pendapatan rutin melalui dividen meski dengan risiko volatilitas yang lebih tinggi.
Keduanya mudah diperjualbelikan dan memiliki tingkat likuiditas yang baik di pasar. Bagi investor konservatif yang menghindari risiko, emas batangan bisa menjadi pilihan utama. Namun bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi pasar dan mengincar dividen, saham Antam menawarkan potensi yang tak kalah menarik.
Kombinasi keduanya dalam portofolio bisa menjadi strategi diversifikasi yang cerdas untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan.