Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) mendesak pemerintah segera mengambil langkah strategis guna melindungi industri dalam negeri dari dampak kebijakan tarif impor Amerika Serikat.
Langkah tersebut dinilai penting mengingat kebijakan tarif tinggi AS berpotensi mendorong membanjirnya produk kelistrikan impor ke Indonesia, terutama dari negara-negara yang terdampak langsung sanksi Washington.
“Produk peralatan Listrik dari Indonesia secara kuallitas sudah mampu untuk bersaing di pasar International, dan kami membutuhkan kehadiran pemerintah untuk mempertahankan industri lokal,” tulis APPI dalam siaran pers, dikutip Sabtu, 5 April 2025.
APPI menilai Indonesia dapat menjadi target pelarian produk kelistrikan dari negara-negara yang terdampak perang dagang, seperti China dan beberapa negara Asia lainnya. Produk-produk tersebut berisiko masuk ke pasar domestik dengan praktik dumping, sehingga merusak harga dan daya saing industri lokal.
“Yang menjadi kendala utama adalah tidak tersedianya bahan baku di dalam negeri, sehingga kita tergantung dengan impor, sementara di negara negara lain, China contohnya, bahan baku melimpah sehingga kecepatan dan daya saing mereka akan lebih unggul,” tambah APPI.
APPI juga menekankan pentingnya mempertahankan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang selama ini terbukti berhasil memperkuat sektor manufaktur kelistrikan nasional.
Kebijakan TKDN juga dinilai mampu menarik investasi, mendorong tumbuhnya industri hulu, serta membuka lapangan kerja melalui proyek-proyek strategis nasional.
Selain itu, APPI juga mendorong pemerintah untuk segera membuka jalur diplomasi dengan Amerika Serikat guna membahas dampak kebijakan tarif terhadap ekspor produk kelistrikan Indonesia, termasuk transformator dan panel listrik.
APPI menilai penurunan daya saing ekspor terjadi akibat bea masuk AS dapat merugikan produsen Indonesia yang tengah mengembangkan pasar luar negeri.
Apabila kebijakan TKDN menjadi salah satu alasan pengenaan tarif oleh AS, APPI mendorong pemerintah untuk menempuh dialog bilateral dan tidak serta-merta mengubah kebijakan yang berpihak pada industri nasional.
Mereka menilai solusi yang tepat bukan dengan pelonggaran non-tariff measures (NTM), tetapi dengan menyeimbangkan langkah AS melalui kebijakan serupa.
APPI menekankan respons kebijakan Indonesia tidak hanya penting untuk menjaga daya saing industri, tetapi juga untuk menghindari efek domino yang dapat menghantam sektor manufaktur, ketenagakerjaan, hingga neraca perdagangan nasional.