logo
Ikuti Kami di:

IHSG Tembus Level Psikologis 5.000, Saham UNTR, ADMR, dan BRIS Wajib Dicermati

IHSG Tembus Level Psikologis 5.000, Saham UNTR, ADMR, dan BRIS Wajib Dicermati
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Alvin Pasza Bagaskara24 Maret, 2025 12:01 WIB

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025, menembus level psikologis 5.000. Pekan lalu, IHSG mencatatkan kinerja terburuk kedua setelah Bursa Thailand akibat aksi jual bersih asing dalam jumlah besar.

Data Stockbit Sekuritas mencatat, satu setengah jam pertama perdagangan awal pekan ini, IHSG sempat anjlok 4,16% ke level 5.997,99. Pelemahan ini didorong oleh sejumlah saham konglomerat dan big caps yang masih dibayangi oleh tekanan jual. 

Tim Research BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan IHSG terus melemah menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Lebaran 2025, dengan level psikologis 5.000 menjadi titik krusial. Minimnya katalis positif di semester I-2025 serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi semakin membebani sentimen pasar.

"Saat ini, investor masih wait and see karena belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk mendorong pasar. Tekanan jual berpotensi memperpanjang tren pelemahan IHSG hingga menjelang Lebaran," tulis riset BRI Danareksa Sekuritas, Senin, 24 Maret 2025.

IHSG saat ini diperdagangkan di 11,4x price to earnings (PE) forward 12 bulan, dengan asumsi pertumbuhan earnings per share (EPS) sebesar 5,7%. Valuasi ini berada di -1,7 standar deviasi dari rata-rata 10 tahun terakhir, yang merupakan level terendah sejak Mei 2012.

Perusahaan dengan kode broker OD mencatat bahwa valuasi tersebut mengimplikasikan selisih imbal hasil laba terhadap obligasi 10 tahun sebesar 160 basis poin (bps), mendekati level tertinggi 233 bps yang terjadi pada Februari 2009.

"Jika spread kembali ke 233 bps, IHSG berpotensi mencapai titik terendah di kisaran 5.800-5.900. Namun, di level ini, risiko penurunan relatif terbatas," tambah BRI Danareksas Sekuritas dalam riset tersebut.

Pada perdagangan pekan sebelumnya, IHSG turun 4%. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar US$432 juta sepanjang pekan ini, dibandingkan rata-rata mingguan year-to-date (YTD) sebesar US$166 juta. 

Secara keseluruhan, IHSG telah turun 11,6% sepanjang tahun ini, dan bahkan, menjadi indeks dengan kinerja terburuk kedua setelah indeks SET Thailand (-15,3%), dengan arus keluar dana asing sebesar US$2,0 miliar.

Senada, Community & Retail Equity Analyst Lead Indo Premier Sekuritas Angga Septianus, mengingatkan para trader untuk mencermati level support IHSG yang telah menembus 6.500 dan kini bergerak menuju 6.000. Ia menegaskan bahwa IHSG telah memasuki teritori bearish setelah mengalami penurunan lebih dari 20% sejak 19 September 2024.

Dari sisi sentiment, menjelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, yang hanya berlangsung selama empat hari perdagangan, Angga menyoroti dua faktor utama yang perlu diperhatikan. Pertama, data inflasi PCE AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang, yang diharapkan mendekati target inflasi 2%.

Kedua, pergerakan USD-IDR yang masih dalam tekanan akibat derasnya aksi jual asing di pasar saham dan obligasi. Kondisi ini berpotensi memperpanjang tren pelemahan IHSG jika tidak ada sentimen positif yang mampu menahan tekanan jual.

Rekomendasi Saham

Meskipun pasar minim sentimen positif, Indo Premier Sekuritas (IPOT) tetap merekomendasikan sejumlah saham yang berpotensi cuan. AKRA direkomendasikan buy on pullback di Rp1.070-Rp1.080 dengan target Rp1.130. Sentimen positif berasal dari potensi penguatan harga minyak akibat rencana pemotongan produksi OPEC+ serta migrasi pelanggan dari Pertamina ke pom bensin AKRA.

Selain itu, ADMR disarankan buy on breakout di Rp950 dengan target Rp1.000. Produksi batu bara metalurgi ADMR pada 2024 naik 30% menjadi 6,63 juta ton, sementara penjualan meningkat 26% menjadi 5,62 juta ton. Secara teknikal, harga bertahan di atas MA10 dan MA20 dalam tren naik jangka menengah.

Tidak ketinggalan, UNTR direkomendasikan buy di Rp22.875 dengan target Rp24.200. Pendapatan bersih dari bisnis emas dan mineral UNTR meningkat 90% menjadi Rp9,9 triliun, didorong oleh kenaikan harga jual emas.

Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan BRIS sebagai buy dengan target harga Rp2.900 setelah koreksi tajam 18% dalam sepekan. BRIS diperkirakan mencatat pertumbuhan kredit tertinggi sepanjang 2025, yakni 15% yoy, melampaui proyeksi bank lain (3-10%), yang berpotensi mendorong pertumbuhan laba lebih kuat.