logo
Ikuti Kami di:

IHSG Paling Terpuruk di Asia, OJK Izinkan Emiten Buyback Tanpa RUPS

IHSG Paling Terpuruk di Asia, OJK Izinkan Emiten Buyback Tanpa RUPS
Karyawan beraktivitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Alvin Pasza Bagaskara19 Maret, 2025 14:01 WIB

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang paling terpuruk di Asia setelah anjlok lebih dari 6% pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. Di tengah tekanan jual yang masih kuat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah dengan mengizinkan emiten melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa kebijakan ini bertujuan memberikan fleksibilitas bagi perusahaan terbuka dalam menghadapi tekanan harga saham yang tinggi. Langkah ini juga sejalan dengan Peraturan OJK (POJK) No.13/2023.

"Kami berharap buyback tanpa RUPS memberi sinyal positif bahwa perusahaan memiliki fundamental yang baik, meningkatkan kepercayaan pasar, serta memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu," ujar Inarno dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 19 Maret 2025.

Sejak September 2024, IHSG telah mengalami tren penurunan tajam, dengan koreksi sebesar 1.682 poin atau turun 21,28%. Dengan kondisi ini, OJK memutuskan untuk memberikan relaksasi buyback agar emiten bisa merespons tekanan pasar lebih cepat, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 POJK No.13 Tahun 2023.

Meski demikian, pelaksanaan buyback tetap harus mengikuti ketentuan POJK No.29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka. OJK berharap kebijakan ini dapat menjadi instrumen bagi perusahaan dalam mengurangi tekanan harga saham.

BEI Berlakukan Trading Halt

IHSG mengalami tekanan besar sepanjang perdagangan Selasa, 18 Maret 2025, hingga anjlok 6,12% atau turun 395,86 poin ke level 6.076. Indeks bahkan sempat menyentuh titik terendah di 6.011 sebelum kembali ke 6.076. BEI akhirnya memberlakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB untuk menjaga stabilitas pasar di tengah aksi jual besar-besaran.

Sementara itu, mayoritas indeks utama Asia justru mencatatkan kenaikan. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,14% ke 24.662, sementara Nikkei 225 di Jepang menguat 1,20% ke 37.845. Bursa global pun bergerak positif, dengan Dow Jones naik 0,85%, S&P 500 menguat 0,64%, dan FTSE di Inggris meningkat 0,56%.

Namun, meski pasar regional dan global menguat, IHSG tetap terpuruk. Sejumlah analis menilai aksi ambil untung besar-besaran, tekanan di sektor keuangan dan komoditas, serta sentimen negatif menjadi pemicu kepanikan investor.

IHSG Bisa Terus Melemah

Tekanan jual ini berpotensi terus memengaruhi psikologi pasar dalam beberapa hari ke depan. Jika tidak ada katalis positif yang mampu mengembalikan kepercayaan investor, IHSG berisiko melemah lebih dalam dalam jangka pendek. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan kebijakan moneter, pergerakan pasar global, serta sentimen domestik yang dapat memengaruhi arah pasar saham.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan bahwa pihaknya mendukung buyback tanpa RUPS sebagai langkah menjaga stabilitas pasar. "Kami berharap kebijakan ini dapat membantu emiten mempertahankan nilai sahamnya di tengah tekanan pasar," kata Iman.

Kebijakan buyback tanpa RUPS ini bukan kali pertama diterapkan. Inarno Djajadi mengingatkan bahwa OJK pernah memberlakukan kebijakan serupa pada 2013, 2015, dan 2020 saat pandemi COVID-19 melanda pasar keuangan global. Dalam praktiknya, kebijakan ini dinilai mampu memberikan fleksibilitas bagi emiten dalam menstabilkan harga saham serta meningkatkan kepercayaan investor di tengah kondisi volatilitas tinggi.