logo
Ikuti Kami di:

IHSG Longsor 5 Persen, BEI Lakukan Trading Halt Sementara

IHSG Longsor 5 Persen, BEI Lakukan Trading Halt Sementara
Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Ananda Astri Dianka18 Maret, 2025 11:45 WIB

JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah tajam pada perdagangan hari ini, Selasa 18 Maret 2025. IHSG tercatat terjun bebas hingga 5%, memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara aktivitas perdagangan melalui mekanisme trading halt.

Per pukul 11.27 WIB, IHSG merosot 325 poin atau turun 5,02% ke level 6.146,91. Dengan posisi tersebut, IHSG sudah terkoreksi lebih dari 13% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2024 di angka 7.079,9.

Tekanan terbesar terhadap indeks berasal dari pelemahan sejumlah saham unggulan, seperti BBCA yang turun 3,2%, BMRI turun 5,98%, BBRI turun 4,44%, PANI anjlok 19,41%, TPIA turun 19,93%, BREN melemah 15,46%, BBNI turun 5,08%, serta TLKM yang terkoreksi 2,48%.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengonfirmasi bahwa pembekuan perdagangan sementara dilakukan pada pukul 11:19:31 WIB, sesuai waktu di Jakarta Automated Trading System (JATS). Trading halt diberlakukan setelah IHSG mengalami penurunan mencapai ambang batas 5%.

Sebagai informasi, trading halt adalah penghentian sementara seluruh aktivitas perdagangan saham di bursa selama periode tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi pelaku pasar agar dapat mencerna informasi secara lebih tenang serta mencegah kepanikan yang bisa memicu aksi jual berlebihan. Di BEI, trading halt secara otomatis diterapkan ketika IHSG turun minimal 5% dalam satu sesi perdagangan.

Langkah ini mengacu pada Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 terkait Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan dalam Kondisi Darurat. "Perdagangan akan kembali dibuka pada pukul 11:49:31 WIB tanpa ada perubahan jadwal," ujar Kautsar dalam keterangan resmi.

Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa IHSG berada dalam tekanan karena investor cenderung mengambil sikap wait and see menjelang pertemuan FOMC The Fed pada 18-19 Maret 2025. Berdasarkan survei CME FedWatch Tools, terdapat probabilitas sebesar 98% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%-4,5% pada pertemuan tersebut.

Sebagai catatan, kebijakan trading halt bukan pertama kali terjadi. Salah satu kasus sebelumnya terjadi pada Maret 2020, ketika pandemi COVID-19 memicu kepanikan global. Saat itu, IHSG mengalami penurunan tajam selama beberapa hari berturut-turut sehingga BEI beberapa kali menghentikan sementara perdagangan guna menjaga stabilitas pasar.