Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA – Di bulan suci Ramadan dan Lebaran, jika bicara soal sirup pasti yang terlintas dalam benak adalah Marjan. Dengan kesegaran yang luar biasa, sirup legendaris ini memiliki perjalanan menarik hingga sukses mendominasi pasar minuman sirup.
Sirup Marjan selalu konsisten menghadirkan iklan dalam bentuk serial yang menjadi ciri khasnya. Alur cerita yang disajikan umumnya mengangkat tema Ramadan hingga menjelang Lebaran. Lantas siapa pemilik sirup ikonik ini?
Sirup Marjan diproduksi oleh PT Lasallefood Indonesia. PT Lasallefood Indonesia didirikan pada tahun 2002 dengan mengakuisisi bisnis dari PT Suba Indah.
Sirup Marjan hadir berkat peran besar Muhammad Saleh Kurnia, yang menciptakan Marjan melalui PT Suba Indah sebelum akhirnya perusahaan tersebut dijual. Pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa ini juga memiliki andil dalam mendirikan Hero, toko ritel modern pertama di Indonesia.
Kurnia mendirikan Marjan melalui PT Suba Indah pada tahun 1975 dengan pabrik yang berlokasi di pinggir jalan Jakarta-Bogor. Namun, pendirian pabrik minuman tersebut bukan semata inisiatifnya, melainkan hasil usulan rekannya, Phang Kang Hoat.
Phang menyarankan Kurnia untuk membangun pabrik minuman karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada produk impor. Di era 1970-an, pabrik minuman di Indonesia masih sangat jarang, dan kebanyakan produk yang beredar hanya didistribusikan dari luar negeri.
Kurnia mendirikan Suba Indah dengan produk pertama berupa susu. Namun, produk susu buatan Suba Indah kurang sukses di pasaran. Saat itu, beberapa merek susu sudah lebih dulu hadir, seperti Indomilk dari Indofood dan Ultramill dari Ultrajaya.
Kegagalan dalam produk susu mendorong Kurnia untuk mengalihkan fokus usahanya ke produksi sirup. Dari situ, lahirlah sirup buatan Suba Indah dengan nama Marjan Bouduin pada tahun 1975.
Tidak diketahui secara pasti alasan Kurnia memilih nama Marjan. Namun, ia pernah bercerita nama tersebut sering ia plesetkan menjadi “Macan Dibodoin.”
Sejak pertama kali diluncurkan, Marjan mendapat respons positif dari banyak orang, meskipun saat itu sudah ada berbagai merek sirup lain di pasaran, termasuk sirup ABC produksi PT Heinz ABC Indonesia.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan bisnis Marjan adalah keberadaan Hero. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, Hero berjaya sebagai supermarket karena persaingan masih minim dibandingkan saat ini.
Hero juga dikenal sebagai pelopor supermarket yang tetap buka pada hari Minggu di Indonesia serta memiliki banyak cabang di berbagai daerah.
Situasi ini memberikan keuntungan besar bagi Kurnia, karena ia sudah memiliki jaringan distribusi untuk memasarkan sirupnya. Faktor inilah yang menjadikan Marjan sebagai pemimpin pasar sirup di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Marjan sempat menjadi bagian dari bisnis keluarga Tjokrosaputro, yang dikenal sebagai pendiri merek batik ternama, Batik Keris.
Saat ini, Marjan berada di bawah naungan PT Lasallefood Indonesia, yang mengambil alih bisnis PT Suba Indah pada tahun 2002.
Dalam 18 tahun, perusahaan berhasil meningkatkan bisnisnya sekitar 50 kali lipat berkat pengembangan berkelanjutan merek-merek unggulannya di pasar ritel dan sektor layanan makanan.
Selain dipasarkan di seluruh Indonesia, produk Marjan juga diekspor ke berbagai negara.
Menjelang Ramadan, iklan Marjan selalu kembali hadir dan menarik perhatian. Sejak 2010, Marjan telah membangun identitasnya melalui iklan cinematic dengan beragam tema. Iklan Marjan juga terus berkembang, salah satunya dengan penggunaan efek CGI, termasuk dalam iklan tahun 2025 ini.
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa Marjan selalu mengeluarkan iklan spektakuler setiap Ramadan? Inilah yang disebut strategi seasonal marketing, yakni strategi pemasaran yang memanfaatkan momen tertentu.
Dilansir dari Instagram @friendchised, bagi Marjan, strategi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran merek (brand awareness), tetapi juga memperkuat posisi merek (brand positioning) di pasar.
Dengan secara konsisten menghadirkan iklan berkualitas tinggi setiap Ramadan, Marjan menciptakan pola ingatan di benak konsumen. Tujuannya adalah agar Marjan selalu menjadi merek pertama yang terlintas ketika berbicara tentang sirup selama bulan puasa.
Berdasarkan riset YouGov, 60% masyarakat Indonesia secara spontan menyebut Marjan ketika ditanya tentang sirup yang identik dengan Ramadan.
Tanpa diberikan daftar pilihan, Marjan langsung terlintas di ingatan mereka. Angka ini menunjukkan strategi seasonal marketing yang diterapkan Marjan sangat efektif dalam membangun brand yang kuat dan mudah diingat.
Strategi yang diterapkan Marjan tidak hanya berdampak positif pada positioning, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan penjualan. Meski kini telah memasuki tahun 2025, data terbaru mengenai penjualan Marjan berasal dari tahun 2023.
Menurut laporan Compas.co.id, selama periode menjelang puasa 2023, Marjan berhasil menjual 13,4 ribu unit, dengan sales volume mencapai 53,91%, revenue sebesar Rp327,4 juta, serta market share sebesar 31,85%.
Di luar bulan Ramadan, Marjan tetap menjalankan pemasaran, salah satunya melalui media sosial. Marjan menjaga engagement dengan konsumen melalui giveaway, berbagai resep minuman dan makanan berbahan dasar sirup, serta konten lainnya. Namun, Marjan tidak secara aktif merilis iklan di luar bulan Ramadan.
Dilansir dari lasallefood.id, PT Lasallefood Indonesia telah menjadikan Marjan sebagai merek terdepan di pasar sirup, terutama di segmen premium (sirup dengan 100% gula). Sementara, Sunquick tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam kategori konsentrat buah.
Pada tahun 2003, PT Lasallefood Indonesia mulai memproduksi dan memasarkan saus tomat serta saus cabai merek Del Monte di Indonesia. Keahliannya dalam pemasaran dan distribusi terbukti dengan peningkatan volume penjualan hingga lima kali lipat dalam kurun waktu empat tahun.
Meskipun bisnis mayones dan dressing didominasi oleh perusahaan multinasional, PT Lasallefood Indonesia mampu memimpin pasar melalui merek Maestro.
Di sektor layanan makanan, perusahaan melayani sebagian besar industri makanan internasional di Indonesia dengan produk berkualitas, layanan unggul, dan dukungan berkelanjutan dalam pengembangan produk baru.
Selain sirup dan saus, pada tahun 2016 PT Lasallefood Indonesia meluncurkan minuman kopi dengan cincau di bawah merek Del Monte, disusul oleh peluncuran minuman cokelat dengan cincau pada tahun 2018.
Sejarah perjalanan perusahaan ini menjadi sumber inspirasi sekaligus landasan bagi PT Lasallefood Indonesia untuk terus berkembang dengan manajemen yang dinamis dan profesional, demi memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia.