logo
Ikuti Kami di:

Grup Barito Buyback Saham, Siapkan Dana Hingga Rp5 Triliun

Grup Barito Buyback Saham, Siapkan Dana Hingga Rp5 Triliun
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Ananda Astri Dianka24 Maret, 2025 09:00 WIB

JAKARTA — Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), resmi mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham, menyusul relaksasi aturan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Senin 24 Maret 2025, BRPT menyatakan telah menyiapkan dana sebesar Rp500 miliar untuk buyback. Perseroan menargetkan pembelian kembali hingga 0,7% dari total saham yang telah diterbitkan. Dana tersebut sepenuhnya bersumber dari saldo kas internal perusahaan, sehingga dipastikan tidak akan mengganggu operasional maupun likuiditas perseroan.

"Pelaksanaan buyback ini tidak akan memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan perseroan karena saldo laba dan arus kas perseroan yang tersedia saat ini mencukupi," demikian pernyataan manajemen BRPT.

Proses buyback akan berlangsung mulai hari ini, 24 Maret 2025, hingga 23 Juni 2025. BRPT menegaskan seluruh proses akan tetap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk Pasal 8 POJK 13/2023 serta ketentuan mengenai jumlah saham free float sesuai regulasi pasar modal.

Manajemen BRPT meyakini bahwa aksi ini akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam mengelola struktur permodalan secara lebih efisien. Saham hasil buyback nantinya akan disimpan sebagai treasury stock dengan jangka waktu maksimal tiga tahun setelah berakhirnya periode pembelian kembali.

Aksi buyback diharapkan mampu menjaga stabilitas harga saham BRPT di pasar serta meningkatkan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.

Selain BRPT, sejumlah entitas lain di bawah Grup Barito juga mengumumkan rencana buyback saham dengan total nilai mencapai Rp5 triliun. Berikut rinciannya:

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Menyiapkan dana buyback maksimal Rp2 triliun. Periode buyback dimulai pada 24 Maret 2025 hingga 24 Juni 2025.

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
Buyback TPIA dilaksanakan sejak 21 Maret 2025 hingga 20 Juni 2025, dengan dana maksimal Rp2 triliun.

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
CUAN juga menyiapkan dana buyback maksimal Rp500 miliar. Proses buyback berlangsung mulai 24 Maret 2025 hingga 24 Juni 2025.

Kinerja BRPT 2024

Emiten petrokimia ini baru-baru ini melaporkan kinerja keuangan 2024 dengan hasil yang kontras. Laba bersih perusahaan melonjak, sementara pendapatan mengalami penurunan akibat berbagai faktor internal dan eksternal sepanjang tahun.

Berdasarkan laporan keuangan, BRPT mencatat lonjakan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 116,28% pada akhir 2024. Per 31 Desember 2024, laba BRPT mencapai US$56,48 juta atau sekitar Rp923,1 miliar, naik signifikan dari US$26,12 juta pada 2023.

Sementara itu, pendapatan usaha tercatat sebesar US$2,39 miliar atau sekitar Rp39,1 triliun, turun 13,5% dari US$2,76 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pemeliharaan terjadwal serta gangguan pasokan dan permintaan global sepanjang tahun.

Meski pendapatan turun, laba BRPT tetap meningkat berkat keuntungan kurs mata uang asing yang mengubah defisit Rp8,95 juta menjadi surplus Rp13,85 juta. Pendapatan keuangan serta keuntungan lainnya juga berkontribusi terhadap peningkatan laba perusahaan.

Beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$1,87 miliar, lebih rendah dibandingkan US$2,2 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini turut menjaga margin keuntungan meskipun tekanan terhadap pendapatan usaha tetap tinggi.

Per 31 Desember 2024, total aset BRPT mencapai US$10,53 miliar, naik dari US$10,15 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan aset ini mencerminkan pertumbuhan di tengah tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan.

Namun, saham BRPT mengalami tren penurunan sepanjang 20254. Harga saham turun dari Rp1.327 menjadi Rp920, mencerminkan koreksi lebih dari 42% sepanjang tahun berjalan. Penurunan ini mencerminkan respons negatif pasar terhadap kondisi perusahaan.

Kendati demikian, beberapa analis yang dihimpun Bloomberg masih merekomendasikan saham BRPT sebagai pilihan investasi. Satu analis memberikan rekomendasi Buy, sementara satu lainnya menyarankan Hold, tanpa ada rekomendasi Sell. Dengan demikian, target harga saham BRPT berpotensi mencapai Rp3.500 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Pada awal 2025, Andreas Yordan Tarig, analis Sucor Sekuritas, memberikan rekomendasi Buy untuk saham BRPT dengan target harga Rp3.500 per saham. Sementara itu, Arnanto Januri, analis JP Morgan, memberikan rekomendasi Neutral dengan target harga Rp870 per saham.

Di sisi lain, prospek bisnis BRPT juga didukung oleh proyek strategis di industri petrokimia. Saat ini, pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik Chandra Asri Group di Cilegon telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Langkah ini bertujuan memperkuat industri petrokimia serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Di sektor energi, BRPT juga menyelesaikan tambahan kapasitas pembangkit listrik binary sebesar 16,6 MW. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mendukung transisi energi dan meningkatkan ketahanan energi nasional di masa mendatang.