logo
Ikuti Kami di:

Daftar Perusahaan Penyumbang Dividen Terbesar Saratoga (SRTG)

Daftar Perusahaan Penyumbang Dividen Terbesar Saratoga (SRTG)
Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Devin Wirawan, Direktur Keuangan SRTG Lany D. Wong, Presiden Direktur SRTG Michael William P. Soeryadjaya, Presiden Komisaris SRTG Edwin Soeryadjaya, Komisaris Independen SRTG Sidharta Utama, Komisaris Independen SRTG Anangga W. Roosdiono, dan Komisaris SRTG Indra Cahya Uno dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang digelar di Jakarta, 16 Mei 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Ananda Astri Dianka13 Maret, 2025 14:01 WIB

JAKARTA – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan perolehan dividen sebesar Rp3,8 triliun atau naik 36% dibandingkan tahun 2023. Pencapaian ini didorong oleh arus kas yang positif dari perusahaan portofolio seperti ADRO, TBIG, dan MPMX.

Direktur Investasi SRTG Devin Wirawan menjelaskan kinerja positif di tahun 2024 mencerminkan keberhasilan strategi investasi SRTG dalam mengoptimalkan peluang di sektor – sektor strategis. 

“Pendekatan ini menghasilkan tiga pencapaian utama diantaranya penghasilan dividen yang signifikan, kenaikan valuasi perusahaan portofolio yang berdampak pada pertumbuhan NAV, serta investasi pada portofolio perusahaan baru. Keberhasilan ini menegaskan posisi SRTG sebagai perusahaan investasi yang terus menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi para pemangku kepentingan,” jelas Devin di Jakarta Rabu, 12 Maret 2025.

Selain penghasilan dividen, SRTG juga berhasil memonetisasi perusahaan portofolio dan menghasilkan arus kas sebesar Rp712 miliar, sehingga total tambahan arus kas SRTG sepanjang 2024 mencapai Rp4,5 triliun. Saratoga juga membukukan kinerja yang solid dengan pertumbuhan Nilai Aset Bersih (Net Asset Value – NAV) sebesar 10,5%, meningkat dari Rp 48,9 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp53,9 triliun di tahun 2024.

Saratoga juga membukukan laba bersih sebesar Rp3,29 triliun. Angka ini menunjukkan pemulihan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp10,14 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan SRTG tahun buku 2024, berikut adalah perusahaan penghasil dividen perseroan:

1. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk)

Perusahaan batu bara berkode ticker ADRO ini berhasil meningkatkan hampir empat kali lipat setoran dividen ke SRTG. Jika tahun 2023 ADRO ‘hanya’ menyumbang Rp517,85 miliar, maka tahun 2024 nilainya melonjak jadi Rp1,96 triliun.

Total, pemegang saham ADRO telah menyetujui pembagian dividen interim pada akhir 2024 sebesar US$200 juta, yang dibayarkan pada 15 Januari 2025. 

2. PT Adaro Strategic Capital

Berkebalikan dengan ADRO, PT Adaro Strategic Capital justru mencatatkan setoran dividen ke Saratoga yang lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2023. Padahal, PT Adaro Strategic Capital menjadi penyumbang tertinggi dividen SRTG kala itu. 

Tahun lalu, PT Adaro Strategic Capital menyerahkan dividen sebesar Rp825,39 miliar, berkurang dari 2023 yakni Rp1,15 triliun. 

Sebagai informasi, PT Adaro Strategic Capital adalah salah satu pilar bisnis dari Grup Adaro yang berfokus pada pengelolaan sumber daya keuangan dan jaringan luas untuk menangkap peluang investasi yang menguntungkan, dengan tujuan utama memberikan nilai maksimal bagi para pemegang saham. 

3. PT Adaro Strategic Lestari

Selanjutnya, pendapatan dividen Saratoga berasal dari PT Adaro Strategic Lestari sebesar Rp328,988 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perolehan tahun lalu Rp461,82 miliar. 

Pada tahun 2023, PT Adaro Strategic Lestari melaporkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 2,52% dan pertumbuhan total aset sebesar 4,49%.

Dalam struktur kepemilikan, PT Adaro Strategic Lestari memegang 25,07% saham di PT Adaro Strategic Investments, yang merupakan pemegang saham pengendali PT Adaro Energy Indonesia Tbk dengan kepemilikan sebesar 43,91% per 30 November 2023. Pemegang saham PT Adaro Strategic Lestari terdiri dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (29,79%), PT Persada Capital Investama (25,27%), dan PT Triputra Investindo Arya (44,94%). 

Perusahaan-perusahaan ini dimiliki oleh konglomerat Indonesia terkemuka, termasuk Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno, dan Theodore Permadi Rachmat.

4. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, MPMX mencatat laba bersih sebesar Rp440,8 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp421,7 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp97,96 per lembar. 

Pendapatan MPMX juga mengalami peningkatan sebesar 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, EBITDA konsolidasi mencapai Rp803 miliar, naik dari Rp610 miliar pada periode sebelumnya. Laba per saham dasar juga meningkat dari Rp120 menjadi Rp152.

5. Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd.

Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. (BDIA) menyumbang dividen sejumlah Rp246,16 miliar, naik dari tahun 2023 Rp162,46 miliar. Sebagai informasi, BDIA adalah platform infrastruktur digital regional di Asia Tenggara yang didirikan pada tahun 2022 dan berkantor pusat di 80 Raffles Place, #54-01/02, UOB Plaza, Singapura. 

Perusahaan ini berfokus pada investasi di sektor infrastruktur digital, termasuk menara telekomunikasi, jaringan serat optik, dan pusat data. BDIA merupakan hasil kolaborasi antara Provident Capital dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, dengan konsorsium yang dipimpin oleh Macquarie Asset Management sebagai mitra strategis.

Melalui anak perusahaannya, Bersama Digital Data Centers (BDDC), BDIA berencana membangun pusat data dengan kapasitas 60 Megawatt di Indonesia dalam tiga hingga empat tahun ke depan, dengan estimasi investasi sebesar US$600 juta. Selain itu, BDIA memiliki 62,4% saham di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.

6. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

Emiten penyedia menara telekomunikasi bersandi saham TBIG ini menyetorkan dividen ke Saratoga senilai Rp116,79 miliar, berkurang dari tahun 2023 Rp126,62 miliar. Untuk diketahui, hingga 30 September 2024, TBIG memiliki 23.565 menara telekomunikasi dan 116 jaringan DAS, dengan total 42.546 penyewaan, menghasilkan rasio kolokasi (tenancy ratio) sebesar 1,80. 

Selama periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp4,403 triliun. Dengan saldo kas mencapai Rp585,5 miliar.