logo
Ikuti Kami di:

China Ciptakan Satelit Mata-Mata yang Mampu Melihat Detail Wajah dari Jarak 100 Km

China Ciptakan Satelit Mata-Mata yang Mampu Melihat Detail Wajah dari Jarak 100 Km
Ilustrasi
Amirudin Zuhri12 Maret, 2025 02:02 WIB

BEIJING- Para ilmuwan di China telah menciptakan satelit dengan teknologi pencitraan laser yang cukup kuat untuk menangkap detail wajah manusia dari jarak lebih dari  100 kilometer.

Menurut laporan di South China Morning Post terobosan ini menunjukkan peningkatan kinerja 100 kali lipat atau lebih dibandingkan kamera mata-mata terkemuka dan teleskop tradisional.

Di antara berbagai macam aplikasi potensial, teknologi ini dapat memungkinkan operator  mengawasi satelit asing hingga ke tingkat detail yang sebelumnya mustahil. Para peneliti di Institut Penelitian Informasi Dirgantara Akademi Ilmu Pengetahuan China menguraikan temuan mereka dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Chinese Journal of Lasers  (Edisi 52, Volume 3).

Menurut South China Morning Post  para ilmuwan melakukan pengujian di Danau Qinghai di barat laut negara itu dengan sistem baru berdasarkan lidar aperture sintetis (SAL). Sejenis radar laser yang mampu membangun gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

SAL mengandalkan gerakan suatu objek (seperti satelit) untuk menghasilkan citra dengan resolusi lebih baik daripada sistem pencitraan radar pemindai sinar lainnya. Sistem SAR sebelumnya mengandalkan radiasi gelombang mikro, yang memiliki panjang gelombang lebih panjang. Cara ini menghasilkan citra dengan resolusi lebih rendah.

Namun, sistem baru ini beroperasi pada panjang gelombang optik, yang memiliki panjang gelombang jauh lebih pendek daripada gelombang mikro dan menghasilkan gambar yang lebih jelas. 

Sebagaimana dituli Live Science Selasa 11 Maret 2025, pengujian dilakukan dengan menargetkan rangkaian prisma reflektif yang ditempatkan sejauh  101,8 km dari sistem lidar. Hasilnya  perangkat tersebut mendeteksi detail sekecil  1,7 milimeter dan mengukur jarak hingga 15,6 mm.

Ini merupakan lompatan besar dari tonggak sejarah sebelumnya seperti uji coba yang dilakukan oleh firma pertahanan Lockheed Martin pada tahun 2011. Pengujian saat itu mampu mencapai resolusi azimuth sebesar 0 2 sentimeter dari jarak hanya  1,6 km. Atau  uji coba di Tiongkok yang dilakukan para ilmuwan dengan resolusi terbaik pada saat itu sebesar  5 cm pada jarak  6,9 km.

Untuk mencapai terobosan terbaru ini, tim Tiongkok membagi sinar laser yang menggerakkan sistem lidar melintasi susunan lensa mikro 4x4. Ini pada gilirannya memperluas bukaan optik sistem dari 0,68 menjadi 2,71 inci (17,2 mm menjadi 68,8 mm). Dengan cara ini, para peneliti dapat menghindari pertukaran antara bidang penglihatan versus ukuran bukaan, yang secara historis telah membatasi sistem kamera tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa pengujian dilakukan saat cuaca dan kondisi atmosfer mendekati sempurna dengan angin stabil dan tutupan awan terbatas. Cuaca buruk atau gangguan lain pada visibilitas dapat memengaruhi presisi dan keandalan sistem secara signifikan.