Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Bulan Ramadan bukan hanya menjadi momen penuh berkah bagi umat Muslim, tetapi juga memberikan peluang menarik bagi para investor dan trader kripto.
Selain meningkatkan aktivitas spiritual, banyak trader yang tetap aktif di pasar untuk memanfaatkan volatilitas harga Bitcoin. Namun, pertanyaannya, apakah Ramadan 2025 akan membawa Bitcoin menuju level US$100.000 atau justru memicu koreksi harga?
Menurut Fyqieh Fachrur, Analis dari Tokocrypto, bulan Ramadan sering kali menghadirkan pola pergerakan harga yang unik di pasar kripto.
"Dengan volatilitas pasar yang tinggi, trader bisa memanfaatkan strategi yang lebih optimal dengan memahami tren historis Bitcoin selama Ramadan serta menerapkan manajemen risiko yang baik," ujarnya melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 7 Maret 2025.
Data historis menunjukkan bahwa dalam empat tahun terakhir, harga Bitcoin cenderung mengalami penurunan selama Ramadan:
Meski demikian, Fyqieh menekankan bahwa data historis tidak selalu menjadi acuan pasti untuk pergerakan harga di masa depan. Volatilitas yang terjadi justru bisa dimanfaatkan oleh trader untuk memperoleh keuntungan melalui strategi trading yang tepat.
Menurut analisis pasar, ada beberapa faktor yang memengaruhi fluktuasi harga Bitcoin selama Ramadan:
Berbeda dari tren sebelumnya, Ramadan 2025 diperkirakan membawa optimisme baru bagi Bitcoin. Beberapa faktor yang mendukung potensi kenaikan harga antara lain:
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$87.190 setelah mengalami tekanan jual yang cukup tinggi di pasar spot. Jika momentum bullish terus berlanjut, Bitcoin berpotensi menguji level resistensi di US$94.833. Jika berhasil ditembus, harga bisa melanjutkan reli ke US$99.472 dan bahkan menembus level psikologis US$100.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025.
Namun, investor perlu tetap berhati-hati. Meskipun prospek bullish tampak menjanjikan, pasar kripto tetap memiliki volatilitas tinggi. Jika ekspektasi terhadap White House Crypto Summit tidak terpenuhi, Bitcoin bisa mengalami koreksi tajam hingga ke level US$78.179.