logo
Ikuti Kami di:

Berikut Strategi Investasi Aman di Tengah Volatilitas IHSG

Berikut Strategi Investasi Aman di Tengah Volatilitas IHSG
Karyawan beraktivitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. (TrenAsia/Ismail Pohan)
Idham Nur Indrajaya19 Maret, 2025 19:30 WIB

JAKARTA - Setelah mengalami trading halt akibat penurunan drastis sebesar 5% dalam satu sesi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 6.146,91 pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. Penurunan sebanyak 325,03 poin dalam sehari memicu kekhawatiran di kalangan investor, mempertanyakan stabilitas pasar modal di tengah ketidakpastian ekonomi.

Cameron Goh, CEO & Founder FINETIKS, menjelaskan bahwa volatilitas merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia investasi. Menurutnya, mekanisme trading halt diberlakukan untuk memberikan waktu bagi investor agar bisa mengambil keputusan lebih rasional dan tidak terburu-buru dalam menjual atau membeli saham.

“Meskipun penurunan tajam ini mengkhawatirkan, bukan berarti pasar akan terus merosot. Investasi adalah perjalanan jangka panjang, sehingga yang terpenting adalah memahami risiko dan menghindari keputusan impulsif yang didorong oleh kepanikan,” jelas Cameron melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Rabu, 19 Maret 2025. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Pasar 

Berbagai faktor domestik dan global berkontribusi terhadap gejolak pasar saat ini. Di antaranya adalah pelemahan nilai tukar Rupiah, pemutusan hubungan kerja massal, perang dagang yang masih berlangsung, serta ketegangan geopolitik yang berkepanjangan. 

Semua ini turut mempengaruhi sentimen investor dan menciptakan ketidakpastian yang tinggi di pasar saham.

Namun, Cameron menegaskan bahwa dalam kondisi seperti ini, penting bagi investor untuk tetap berfokus pada strategi jangka panjang dibanding bereaksi secara emosional terhadap fluktuasi pasar dalam jangka pendek.

Strategi Investasi untuk Menghadapi Ketidakpastian 

Agar tetap bertahan di tengah gejolak pasar, investor perlu menerapkan strategi investasi yang matang. Cameron menekankan pentingnya pemahaman terhadap kondisi finansial pribadi sebelum mengambil keputusan investasi.

“Investor harus mengetahui tujuan dan rencana keuangan mereka. Jika memiliki tujuan investasi jangka panjang, maka kondisi saat ini masih terlalu dini untuk mengambil langkah ekstrem. Namun, bagi yang membutuhkan likuiditas, tentu kondisi ini akan berdampak signifikan terhadap strategi keuangan mereka,” ujarnya.

Berikut beberapa strategi investasi yang dapat membantu investor dalam menghadapi ketidakpastian pasar:

  1. Diversifikasi Portofolio
    Jangan hanya mengandalkan saham sebagai satu-satunya instrumen investasi. Sebaiknya, seimbangkan portofolio dengan instrumen lain seperti emas, obligasi, atau produk tabungan berimbal hasil tinggi yang lebih stabil dan relatif aman.
  2. Manajemen Risiko yang Bijak
    Setiap investor memiliki batas toleransi risiko yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batas risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing. Hindari keputusan investasi yang hanya didasarkan pada potensi keuntungan tanpa mempertimbangkan potensi kerugian.
  3. Fokus pada Jangka Panjang
    Volatilitas pasar dalam jangka pendek memang dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun, jika memiliki rencana investasi jangka panjang, fluktuasi ini sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk mengambil keputusan tergesa-gesa.
  4. Memanfaatkan Produk Keuangan yang Stabil
    Bagi investor yang menginginkan keuntungan lebih stabil tanpa harus menghadapi risiko volatilitas pasar saham, tersedia alternatif investasi seperti tabungan berimbal hasil tinggi. Misalnya, FINETIKS menawarkan produk tabungan dengan bunga hingga 6,25% p.a. yang memberikan fleksibilitas sekaligus keamanan bagi investor.