logo
Ikuti Kami di:

Beda Arah Kinerja IMAS dan ASII di Tengah Lesunya Pasar Otomotif

Beda Arah Kinerja IMAS dan ASII di Tengah Lesunya Pasar Otomotif
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran. Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti 53 merek kendaraan dan 187 peserta dari berbagai sektor dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Alvin Bagaskara07 April, 2025 08:08 WIB

JAKARTA - Kinerja laba dua emiten otomotif, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Astra International Tbk (ASII), menunjukkan arah yang berbeda sepanjang tahun 2024, seiring penurunan penjualan kendaraan bermotor secara nasional.

Berdasarkan laporan keuangan, IMAS mencatatkan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp233,73 miliar pada 2024. Angka ini turun drastis 63,04% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Rp632,52 miliar pada tahun 2023.

Padahal, pendapatan neto Indomobil justru meningkat 1,47% yoy menjadi Rp29,31 triliun. Beban pokok penjualan juga naik 1,38% yoy menjadi Rp23,32 triliun. Dengan demikian, laba kotor IMAS tercatat naik tipis 1,82% yoy menjadi Rp5,99 triliun.

Namun, sejumlah beban usaha mengalami lonjakan. Beban penjualan naik dari Rp1,92 triliun menjadi Rp2,03 triliun, dan beban operasi lainnya melonjak dari Rp188,92 miliar menjadi Rp328,18 miliar. Akibatnya, laba usaha IMAS sedikit tergerus menjadi Rp2,76 triliun dari sebelumnya Rp2,79 triliun.

Sementara itu, ASII berhasil mempertahankan pertumbuhan laba meski terbatas. Emiten ini membukukan laba bersih sebesar Rp34,05 triliun pada 2024, naik tipis 0,62% yoy dari Rp33,83 triliun pada 2023. 

Pendapatan bersih juga tumbuh 4,53% menjadi Rp330,92 triliun, sementara beban pokok meningkat menjadi Rp257,36 triliun dari Rp243,25 triliun. Laba bruto ASII pun naik tipis 0,33% menjadi Rp73,55 triliun.

Perbedaan kinerja keuangan ini terjadi di tengah penurunan signifikan penjualan mobil secara nasional. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales sepanjang Januari hingga Desember 2024 hanya mencapai 865.723 unit, turun 13,9% yoy dari 1 juta unit pada 2023. 

Penjualan ritel juga turun 10,9% yoy menjadi 889.680 unit. Perbedaan arah juga terlihat di pasar saham. Saham IMAS menguat 3,8 persen ke level Rp820 per lembar pada perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis, 27 Maret 2025, namun masih terkoreksi 9,39% secara year-to-date (ytd). 

Di sisi lain, saham ASII naik 2,5% ke Rp4.920 per lembar dan mencatat kenaikan 0,41% ytd. Tekanan di industri otomotif menuntut pelaku usaha untuk lebih efisien dan adaptif. Kinerja IMAS yang tertekan meski pendapatan naik menunjukkan pentingnya pengendalian beban, sedangkan ASII mencerminkan ketahanan di tengah pasar yang belum pulih sepenuhnya.