Bagikan:
Bagikan:
JAKARTA - Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) mencatatkan rekor luar biasa di pasar modal Indonesia. Saham perusahaan kopi ritel ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 200,63 kali dari total penjatahan terpusat (pooling), menandai tingginya minat investor terhadap prospek bisnis Fore Coffee.
Antusiasme investor tercermin dari jumlah pemesan yang mencapai 114.873 investor selama masa penawaran umum pada 8 hingga 10 April 2025. Dengan harga penawaran sebesar Rp188 per saham, FORE berhasil menggalang dana segar sebesar Rp383,44 miliar dari pelepasan 1,88 miliar saham atau setara 21,08% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga IPO ini ditetapkan di tengah kisaran harga bookbuilding sebelumnya yaitu Rp160 hingga Rp202 per saham. Saham FORE dijadwalkan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 14 April 2025, dengan kode emiten FORE. Nilai nominal per saham adalah Rp70.
Bagaimana sepak terjang fore sejauh ini?berikut profilnya
Melansir laman resminya, Fore Coffe didirikan pada tahun 2018, Fore Coffee adalah startup kopi yang bercita-cita membuat kopi spesial terbaik untuk pelanggan. Seperti namanya yang diambil dari kata “Forest” atau hutan.
Fore ingin tumbuh cepat, kuat, tinggi, dan menciptakan kehidupan di sekitar dengan meningkatkan kualitas kopi dalam komunitas yang ada.
Sejak 2018 muncul dengan model bisnis online-to-offline, Fore mengusung tagline “Grind the Essentials,” Fore Coffee mengajak masyarakat menghargai proses dan hal-hal esensial di tengah dunia yang cepat, melalui segelas kopi berkualitas.
Sebagai pionir gerakan ramah lingkungan, Fore Coffee menghadirkan kopi lokal premium dengan harga terjangkau, menetapkan standar baru menikmati kopi. Dengan lebih dari 216 outlet di 43 kota di Indonesia, termasuk kota-kota tier 2 dan 3, serta 1 cabang di Singapura per September 2024, Fore Coffee berperan dalam memperkenalkan kultur dan gaya hidup kopi baru, dengan komitmen pada teknologi, keahlian, dan keberlanjutan.
Adapun gerai pertamanya terletak di kawasan Senopati, Jakarta. Di tahun yang sama yaitu 2018, perusahaan juga meluncurkan aplikasi bernama Fore Coffee untuk memudahkan akses pelanggan dalam memesan produk secara daring.
Pada 2019, Fore Coffee melakukan ekspansi di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dengan membuka gerai pertama di Bandung, Medan, dan Surabaya. Dengan strategi go-to-market, perusahaan kala itu mempunyai total 18 gerai.
Akibat pandemi COVID-19 pada 2020, Fore Coffee memangkas jumlah gerainya hingga menjadi 60 unit. Selain itu, untuk menanggapi perubahan perilaku konsumsi pelanggan, perusahaan memperkenalkan produk siap minum (ready-to-drink) berukuran satu liter.
Di tahun 2021, Fore Coffee membuka gerai unggulan pertama di Yogyakarta, yang menjadi gerai dengan penjualan tertinggi di tahun yang sama.
Saat ini Fore Coffee dipimpin oleh Direktur Utama Vico Lomar yang menjabat sejak 2020, di mana sebelumnya diduduki oleh Elisa Suteja dari East Ventures. Vico bekerja dengan dibantu Direktur Tjhong Pie Chen, Direktur Rizky Ardian (Matthew), dan Direktur M. Fahmi Rachmatullah.
Sementara Dewan Komisaris Fore Coffee terdiri dari Komisaris Utama sekaligus Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Fore Coffee Willson Cuaca, Wakil Komisaris Utama Roderick Purwana, Komisaris Melisa Irene, Komisaris Daniel Oktavianus M, Komisaris Independen Sugiyanto Wibawa, dan Komisaris Independen David F. Audy.