logo
Ikuti Kami di:

Bank DKI dan Prospek IPO Perbankan: Apa yang Perlu Diketahui?

Bank DKI dan Prospek IPO Perbankan: Apa yang Perlu Diketahui?
Bank DKI. (dok. Perseroan)
Idham Nur Indrajaya12 Mei, 2025 07:01 WIB

JAKARTA - Isu rencana Initial Public Offering (IPO) Bank DKI kembali mencuat setelah Gubernur DKI Jakarta meminta agar bank milik Pemprov DKI tersebut segera melaksanakan IPO dalam waktu enam bulan. 

Meski sudah menjadi pembicaraan selama bertahun-tahun, realisasi IPO Bank DKI hingga kini belum terlaksana. Pertanyaan besar yang kini muncul adalah, apakah sudah ada pengajuan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)? Bagaimana OJK melihat potensi IPO perbankan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, memberikan penjelasan terkait rencana IPO Bank DKI. Menurut Inarno, hingga saat ini belum ada konsultasi atau pernyataan pendaftaran IPO dari Bank DKI kepada OJK. 

"Yang ada sekarang memang belum ada," ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Jumat, 9 Mei 2025.  

Dengan demikian, meskipun ada rencana IPO yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Bank DKI belum secara resmi mengajukan permohonan kepada OJK untuk melangkah lebih lanjut.

Prospek IPO Perbankan di Tahun Ini

Meskipun rencana IPO Bank DKI belum terealisasi, prospek IPO perbankan di Indonesia secara umum dinilai masih cukup positif. OJK melihat ruang yang terbuka lebar bagi perbankan untuk melaksanakan IPO, terutama mengingat pentingnya penguatan struktur permodalan untuk mendukung ekspansi usaha, digitalisasi layanan, serta inovasi produk keuangan.

"Inilah saat yang tepat bagi bank untuk mencari sumber pendanaan tambahan. Ruang untuk itu cukup terbuka, mengingat kebutuhan perbankan yang terus berkembang, terutama di tengah digitalisasi yang pesat," jelas Inarno.

Baca Juga: Menelisik Kinerja Keuangan PAM JAYA di Ambang IPO

Namun, Inarno juga mengingatkan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam IPO, terdapat sejumlah persyaratan dasar yang harus dipenuhi, seperti perlindungan investor, kesiapan operasional perusahaan, dan tata kelola yang baik. Kesiapan internal ini menjadi faktor penentu untuk menarik minat investor.

Tantangan dan Peluang IPO Perbankan

Meskipun peluang IPO perbankan terbuka, tantangan juga datang, baik dari faktor eksternal maupun internal. Inarno mengungkapkan bahwa di tengah tekanan global dan volatilitas pasar yang tinggi, tantangan bagi perbankan untuk melakukan IPO semakin besar. 

"Tekanan global dan volatilitas makroekonomi memang menjadi tantangan tersendiri. Volatilitas pasar yang tinggi bisa menjadi hambatan bagi calon emiten, termasuk perbankan," kata Inarno.

Oleh karena itu, timing yang tepat dan valuasi harga saham yang optimal menjadi sangat penting. Di tengah ketidakpastian pasar global, investor cenderung lebih selektif dalam menempatkan dananya. "Investor sekarang cenderung berhati-hati dan selektif. Oleh karena itu, transparansi, tata kelola yang baik, serta model bisnis yang adaptif sangat penting untuk keberhasilan IPO," lanjutnya.

Namun, meskipun tantangan besar, OJK tetap optimis bahwa peluang IPO masih ada, asalkan calon emiten, termasuk perbankan, mampu menunjukkan kesiapan yang matang. "Kesiapan internal dan kejelasan strategi jangka panjang menjadi syarat utama agar IPO dapat menarik minat pasar dengan maksimal," tegas Inarno.

Tantangan Bank DKI Terkait Masalah IT

Salah satu tantangan yang kini dihadapi oleh Bank DKI adalah masalah terkait sistem teknologi informasi (IT) yang baru-baru ini mengemuka. OJK menyadari adanya isu ini, dan tentunya hal ini perlu menjadi perhatian serius dalam proses IPO. 

Bank DKI diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dan memastikan bahwa sistem operasionalnya siap untuk menghadapi tantangan besar yang datang dengan melantai di bursa.