Profil Phil Knight Founder Nike: dari Pelari Kampus ke Miliarder Dunia

11 April, 2025 08:02 WIB

Penulis:Alvin Bagaskara

Editor:Amirudin Zuhri

Knight_Stanford-Daily-1536x1024.jpg

JAKARTA - Tidak semua mimpi masa kecil harus berakhir sesuai rencana. Phil Knight tumbuh dengan ambisi menjadi pelari profesional, namun dunia punya jalan lain untuknya. Gagal menembus jajaran atlet elite tak membuatnya berhenti berlari. 

Ia justru mengubah lintasannya. Dengan insting bisnis yang tajam dan semangat kompetitif khas atlet, Knight mendirikan Nike, perusahaan sepatu olahraga yang kini menjadi simbol kemenangan di panggung global.

Masa Muda dan Awal Ambisi

Phil Hampson Knight lahir di Portland, Oregon, pada 24 Februari 1938. Ia merupakan anak dari pasangan Bill Knight, seorang pengacara yang kemudian menjadi penerbit surat kabar, dan Lota Cloy Knight. Sejak kecil, ia sudah dikenalkan pada nilai-nilai kemandirian.

Alih-alih memanfaatkan bisnis media milik sang ayah, Phil justru memilih bekerja paruh waktu di surat kabar pesaing selama libur musim panas. Pilihan itu menjadi cerminan karakter mandiri dan ulet yang kelak membentuk cara pandangnya dalam bisnis.

Ketertarikannya pada olahraga, khususnya lari jarak jauh, mulai tumbuh saat ia bersekolah di Cleveland High School. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke University of Oregon dan bergabung dengan tim atletik kampus, di mana ia berlatih di bawah arahan Bill Bowerman, pelatih yang dikenal revolusioner dalam dunia atletik. 

Setelah lulus dengan gelar administrasi bisnis pada 1959, Phil melanjutkan studi ke Stanford University. Di sana, ia mengikuti kelas kewirausahaan yang membuka perspektif barunya: dalam sebuah tugas, ia mengusulkan ide bisnis tentang impor sepatu lari dari Jepang, konsep awal yang kemudian berkembang menjadi Nike.

Lahirnya Nike dan Lompatan Bisnis

Setelah menyelesaikan pendidikan, Phil melakukan perjalanan keliling dunia dan singgah di Jepang. Ia tertarik pada kualitas sepatu lari merek Tiger buatan Onitsuka Co. dan mengajukan diri sebagai distributor eksklusif untuk pasar Amerika Serikat. Pada 1964, ia dan Bowerman mendirikan Blue Ribbon Sports (BRS), yang memulai usaha dengan menjual sepatu langsung dari bagasi mobil kepada atlet-atlet lokal. Di tengah keterbatasan modal, mereka mengandalkan semangat dan jaringan komunitas atletik.

Namun, kerja sama dengan Onitsuka tak bertahan lama. Setelah konflik kontrak, Phil dan timnya memilih membangun merek sendiri. Pada 1971, lahirlah Nike, nama yang diambil dari dewi kemenangan dalam mitologi Yunani. Logo ikonik "swoosh" dirancang oleh Carolyn Davidson, seorang mahasiswa desain, hanya dengan bayaran awal US$35. Nike mulai menanjak popularitasnya setelah menggandeng atlet kontroversial namun karismatik seperti John McEnroe.

Tonggak penting terjadi pada 1984 ketika Nike meluncurkan Air Jordan hasil kolaborasi dengan Michael Jordan. Produk ini bukan sekadar sepatu, tetapi juga simbol status dan gaya hidup, menjadikan Nike sebagai bagian dari budaya pop global. Sejak itu, mereka terus bekerja sama dengan bintang olahraga seperti Andre Agassi, Tiger Woods, Serena Williams, hingga Cristiano Ronaldo, menjadikan Nike sebagai merek yang tak hanya dominan di lintasan, tetapi juga di layar dan jalanan.

Pensiun, Filantropi, dan Warisan Besar

Phil Knight resmi mengundurkan diri dari jabatan Chairman Nike pada 2016. Meski telah pensiun, warisan dan pengaruhnya dalam dunia bisnis serta olahraga tetap kuat. Forbes mencatat kekayaan Knight mencapai US$28,3 miliar per April 2025, menjadikannya salah satu orang terkaya di sektor fashion olahraga dunia. 

Namun kekayaannya tidak hanya diakumulasikan, melainkan juga disalurkan ke berbagai sektor yang ia pedulikan. Melalui Philip H. Knight Charitable Foundation Trust, ia telah menyumbangkan hampir US$2 miliar, terutama untuk bidang pendidikan dan riset medis. 

Ia juga mendanai universitas seperti Stanford dan University of Oregon dengan jumlah yang luar biasa besar. Portland Business Journal bahkan menyebut Knight sebagai filantropis paling dermawan dari negara bagian Oregon, gelar yang mencerminkan kepeduliannya terhadap masa depan generasi penerus.

Mungkin Phil tak pernah berdiri di podium sebagai pelari profesional, tetapi ia berhasil mengangkat jutaan orang lewat karyanya. Dari bagasi mobil hingga panggung global, dari ide sederhana hingga kerajaan bisnis bernilai miliaran dolar, kisah hidup Phil Knight adalah bukti bahwa kegagalan bukanlah akhir, tapi pijakan awal menuju kemenangan yang lebih besar.

Tags:Nike