Laba Telkom (TLKM) Turun di 2024, Buyback Saham Disiapkan Rp3 Triliun

18 April, 2025 19:02 WIB

Penulis:Alvin Bagaskara

Editor:Amirudin Zuhri

Gedung Telkom .jpg
Gedung kantor Telkom di kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), mencatatkan kinerja keuangan yang kurang impresif sepanjang 2024, di tengah tekanan hebat terhadap harga sahamnya secara year to date dan sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangannya, TLKM membukukan laba bersih sebesar Rp23,6 triliun, turun 3,7% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp24,56 triliun. Penurunan laba terjadi meski pendapatan konsolidasian naik tipis 0,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp149,9 triliun, dari Rp149,2 triliun pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan terutama disokong oleh segmen data, internet, dan layanan teknologi informasi (IT Services) yang tumbuh 3,5% menjadi Rp90,5 triliun. Namun, sejumlah lini usaha utama mengalami penurunan. Pendapatan IndiHome turun 8,8% menjadi Rp26,2 triliun, sementara segmen SMS, layanan suara tetap, dan seluler turun tajam 15,5% menjadi Rp10,5 triliun. Adapun pendapatan dari interkoneksi tumbuh tipis 1,3% menjadi Rp9,18 triliun, dan network & other Telco Services melonjak 17,4% menjadi Rp13,4 triliun.

Kenaikan pendapatan juga diiringi oleh meningkatnya beban konsolidasian sebesar 2% menjadi Rp107 triliun, dari Rp104,8 triliun pada 2023. Hal ini berdampak pada penurunan EBITDA konsolidasian sebesar 3,3% menjadi Rp75 triliun, dengan margin EBITDA yang terkoreksi ke level 50%. Manajemen menyebut tekanan margin juga dipicu oleh pelaksanaan Program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) pada kuartal II/2024.

Dari sisi neraca, Telkom masih mencatat pertumbuhan. Total aset per akhir 2024 mencapai Rp299,7 triliun, naik 4,4% dari tahun sebelumnya. Liabilitas meningkat 5,1% menjadi Rp137,2 triliun, sementara ekuitas naik 3,8% menjadi Rp162,5 triliun.

Sementara itu, dari lantai bursa, saham TLKM pada penutupan, Kamis, 17 April 2025, bergerak melesat 2,82% ke level Rp2.552 per saham. Namun, secara year to date, saham emiten telekomunikasi plat merah ini 5,56%.

Sebagai respons atas tekanan saham dan untuk memperkuat kepercayaan investor, Telkom mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimal Rp3 triliun. Aksi korporasi ini akan dilakukan setelah pelaksanaan RUPS pada 27 Mei 2025, dan dapat dilakukan melalui maupun di luar bursa, baik secara bertahap maupun sekaligus dalam jangka waktu satu tahun.

Di tengah rencana buyback tersebut, KB Valbury Sekuritas justru menurunkan proyeksi kinerja keuangan TLKM tahun 2025 sebesar 3,6%–9,3%, dengan mempertimbangkan ketatnya persaingan di segmen fixed broadband. Namun demikian, penggunaan data Januari–September 2024 tercatat solid, telah mencapai 78% dari estimasi sepanjang tahun.

Analis KB Valbury, Steven Gunawan, menyoroti persaingan agresif di layanan FBB (fixed broadband) yang menekan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) IndiHome, yang diperkirakan turun 6,8% menjadi Rp247.000. Meski begitu, rendahnya penetrasi layanan FBB dan posisi pasar IndiHome yang masih dominan memberikan peluang monetisasi ke depan.

Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, KB Valbury tetap merekomendasikan buy untuk saham TLKM. Target harga dipatok di level Rp3.400, dengan valuasi EV/EBITDA 2025 sebesar 4 kali, atau sekitar -1,5 standar deviasi dari rata-rata historis tujuh tahun terakhir. Efisiensi biaya dinilai akan menjadi kunci pertumbuhan di tengah tekanan biaya operasional dan kompetisi yang kian ketat.