Fore Coffee (FORE) ARA Tiga Hari Pasca IPO, Siapa Saja Investor di Baliknya?

16 April, 2025 14:30 WIB

Penulis:Alvin Bagaskara

Editor:Amirudin Zuhri

FOREEEEEE.jpeg
Gerai Fore Coffe di Alternative Cibubur

JAKARTA – Pasar modal Indonesia tengah digemparkan oleh debut spektakuler PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) di Bursa Efek Indonesia. Dalam hitungan hari, saham jaringan kopi premium ini meroket lebih dari 100%, mencetak tiga kali auto rejection atas (ARA) dan menyedot perhatian investor ritel hingga institusi papan atas.

Bukan sekadar sensasi, lonjakan harga saham FORE mencerminkan fondasi bisnis yang kokoh dan keyakinan investor terhadap masa depan Fore Coffee, sebuah merek lokal yang berhasil menyulap gaya hidup ngopi menjadi peluang ekspansi nasional.

Pada hari pertama perdagangan, Senin, 14 April 2025, saham FORE langsung melesat 34,04% ke level Rp252 per saham. Hingga Rabu pagi ini, saham telah meningkat 108,5% dari harga IPO Rp188 menjadi Rp392. Antusiasme pasar tercermin dari oversubscription hingga 200,63 kali dalam proses penjatahan terpusat, dengan partisipasi lebih dari 114.000 investor.

CEO Fore Coffee, Vico Lomar, menyebut IPO ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas akses pasar dan memperkuat posisi merek. “Kami membangun fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan, menghadirkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau ke lebih banyak daerah di Indonesia,” ujarnya pada awal pekan ini. 

Siapa Pemilik Fore Coffee?

Kesuksesan IPO ini tak lepas dari dukungan investor strategis di balik Fore. Berdasarkan prospektus IPOnya, sebagian besar saham FORE dikendalikan oleh Fore Holdings Pte. Ltd. (FHPL) yang menguasai 78,9% saham atau 7,03 miliar lembar.

Di balik FHPL, terdapat jaringan investor dan institusi kelas kakap seperti: EVLab Fore Pte. Ltd. (16,11%), Marsela I Ltd. (11,95%), Ganesha Street Ltd. (11,01%), East Ventures SEA 3 Pte. Ltd. (7,35%), dan Fairmont L.P., Fuji L.P., Light Forests Limited, dan lainnya

Beberapa nama besar turut muncul sebagai pemegang saham minoritas, termasuk CEO Temasek Dilhan Pillay, taipan TP Rachmat lewat Triputra Investindo Arya, serta Direktur Utama Fore sendiri, Vico Lomar, dengan kepemilikan 3,63%.

“IPO Fore Coffee ini akan jadi contoh bahwa startup Indonesia bisa profitable, dikelola dengan tata kelola yang baik, dan punya mimpi besar. Dari Indonesia, untuk Indonesia, lalu ke dunia,” ungkap Willson Cuaca, Komisaris Utama Fore sekaligus Co-Founder East Ventures.

Fundamental Kuat, Ekspansi Agresif

Hingga September 2024, Fore Coffee mencatat penjualan bersih Rp727 miliar (naik 135% YoY), laba kotor Rp447 miliar (naik 128% YoY), dan EBITDA Rp135 miliar (naik 187% YoY). Pertumbuhan ini ditopang strategi berbasis data, inovasi produk, dan ekspansi outlet yang terukur.

Dana hasil IPO sebesar Rp353,44 miliar akan digunakan untuk: membangun 140 outlet baru dalam dua tahun ke depan (Rp275 miliar), mengembangkan lini bisnis donat lewat anak usaha (Rp60 miliar), dan modal kerja operasional (Rp18,44 miliar)

Saat ini, Fore telah mengoperasikan lebih dari 216 outlet di 43 kota termasuk satu di Singapura. Target jangka panjangnya: 600 gerai dalam lima tahun. Dengan pasar kopi Indonesia yang diproyeksikan mencapai Rp214 triliun pada 2030, peluang pertumbuhan Fore masih sangat terbuka lebar.